Anak disarankan untuk mendapatkan dukungan emosional kembali dari orangtua. Tentu ini kadang tak disadari orangtua apalagi anak pun tak mau terbuka. Teman atau saudara diperlukan untuk membantu menghilangkan rasa bersalah tersebut.
Teman atau saudara yang mau membantu dengan tangan terbuka. Jika parah dan menggangu tentu butuh bantuan dari psikolog atau psikiater. Lihatlah anak, butuhkah bantuan  untuk menyembuhkan rasa bersalahnya? Atau adakah luka lain yang ditimbulkan dari perilaku orang tua.
Diharapkan dengan dukungan tersebut akan membuat anak mau menerima diri mereka sendiri, tenang menghadapi hudup selanjutnya, sampai dapat berdamai dan menyembuhkan luka sendiri. Pelukan hangat orangtua dan perubahan sikap orangtuapun sangat membantu.
Sering meminta maaf karena merasa bersalah
Akibat lain pola asuh orangtua yang suka mengkritik adalah anak suka meminta maaf. Bahkan anak akan meminta maaf untuk banyak hal sekalipun ia tak melakukan kesalahan.
Hadis Nabi mengatakan jika tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Memberi maaf lebih baik daripada meminta maaf.
Anak yang tumbuh dengan pengawasan terus-menerus dari orangtua akan mengalami kesulitan. Anak sulit mempercayai kemampuannya sendiri.
Bahkan anak akan selalu berhalusinasi seolah "mendengar" bisikan-bisikan mental. Bisikan yang menyatakan bahwa anak tak pintar atau tak mampu melakukan hal itu.
Anak cendrung menghindari risiko
Anak yang dibesarkan dengan kritik, ketika dewasa, kepercayaan dirinya akan gagal berkembang. Tak kompeten dan tak mampu melakukan banyak hal. Takut resiko.