Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Resesi Seks akankah Melanda Indonesia? Bagaimana Menyikapi

21 Desember 2022   22:23 Diperbarui: 21 Desember 2022   22:26 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kenyamanan ibu anak guna menyikapi resesi seks: hallo.dokter.com IMG-20221012-WA0004

25 tahun ke atas. Mereka enjoy saja sudah berusia 35 tahun belum juga menikah. Padahal dulu, malu diberi gelar pertu atau perawan tua. Karena sebelumnya mayoritas pernikahan terjadi pada pasangan usia muda.

Kini trennya, banyak pasangan sejoli yang menunda pernikahan dengan kohabitasi. Masih ingat kohabitasi? Dua orang berlawanan jenis serumah tanpa ikatan perkawinan. Alasan mereka ingin menjajaki pasangan.

Jadi, potensi resesi seks di Indonesia ada? Ya ada, tapi bisa jadi sangat panjang, karena usia pernikahan di daerah pedesaan semakin lama masih semakin meningkat. Norma agama pun masih dipegang teguh oleh mereka.

Apa saja penyebab terjadinya resesi seks?

Pertama, usia pernikahan mundur 

Mundurnya usia pernikahan menurut beberapa penelitan karena menempuh pendidikan atau studi. SMA/SMK/MAN lalu kuliah. Sarjana kemudian mengambil profesi. Misalnya kedokteran dan keguruan. S1 selama 8 semester atau 4 tahun dan keprofesian 1 tahun.

Tamat SMA usia 18 tahun + 4 tahun S1 + 1 tahun profesi + mencari kerja + kerja 2 tahun = menikah.

Usia 25 tahun baru menikah. Motto, tunda menikah sebelum sarjana merupakan program pengentasan kemiskinan saat ini.

Kedua, keenakan berkarier

Tak jarang, perempuan jika sudah bekerja keasyikan. Mereka lupa usia jika sudah berkarier. Uang mengalir. Pekerjaan dengan beragam tuntutan. Pulang kerja sudah senja. Malam hari tubuh sudah lelah. Esok bekerja lagi.

Begitu siklus perjalanan hidup wanita karier. Membuat mereka lupa waktu. Merasa tak butuh menikah. Tak menikah tentu tak beranak. Fenomena wanita karier banyak terjadi di kota-kota besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun