Hari yang dinanti-nanti tiba. Di hari perlombaan semua peserta masuk ke Masjid Jami' Batu Palano. Begitu juga dengan Syaila, Dinda dan Buk Dina. Mereka masuk. Setelah beberapa peserta tampil, tibalah saatnya Dinda yang tampil.
Ketika selesai tampil, Bu Dina berkata,"Dinda kamu selalu bagus, ya ibu jadi heran." Mendengar itu --- Hati Syaila merasa sangat tertekan . Â KENAPA HARUS DIA YANG SELALU DI PUJI??? KENAPA AKU TIDAK ?? Begitulah jiwa asli manusia suka cemburu.
Akhirnya, giliran Syaila. Nomor peserta Syaila pun dipanggil. " Selanjutnya peserta nomor lot 25." Jantung Syaila berdetak kencang, karena hari ini hari yang paling berharga bagi Syaila, ia juga ingin dipuji oleh bu Dina sama dengan Dinda. Sekaranglah waktunya untuk membuktikan kalau ia juga bisa seperti Dinda.
"Alhamdulillah ya Allah, ternyata sudah selesai, semoga Syaila sukses ya Allah,Aamiin". Â Syaila menghibur diri sendiri karena ia tak melihat bu Dina dan Dinda. Entah kemana guru dan temannya itu.
Hingga tibalah  pengumuman juara. Juara ketiga dan kedua sudah di sebutkan, tinggal juara pertamanya. Apakah nomor 24 , nomor lot Dinda , atau nomor 25??
"Baiklah ini lah sang juara pertama kita, pemegang nomor lot duaaaa puluuuhhhh  dua puluh? LIMAAAAAA...!!
"HAA???? Serius kah ?? Alhamdulillah  terima kasih ya Allah, telah mengabulkan doa ku," kata Syaila dengan berlinangan air mata kebahagiaan di wajah Syaila.Â
Bu Dina tiba-tiba mengatakan "Wah selamat Syaila, ternyata kamu bisa, ga nyangka kamu bakalan menang. Kok bisa, maafin ibu ya karena tadi tidak menyimak kamu tampil. Ibu tiba-tiba lapar. Â Jadi ibu ke kantin dengan Dinda.Â
Perih hati Syaila. Namun, ia bangga kali ini bisa ikut lomba Tartil. Selama ini gurunya tidak pernah memilihnya. Bertanya pun tidak. Harusnya  seleksi dahulu.
Melihat Syaila menang dan Dinda kalah. Dinda merasa dia telah sombong dengan semua hal. Dia selalu mengatakan kalau dirinya lebih baik daripada Syaila, padahal Syaila juga memiliki kelebihan. Buktinya hari ini menang.
"Maaf ya Syaila, selama ini aku selalu merendahkan kamu, menghina kamu dan menyinggung perasaan kamu, aku minta maaf". Â Dinda sangat menyesal karena kejadian ini dan ini adalah pelajaran berharga bagi Dinda bahwa jangan pernah sombong. Sombong adalah kunci kegagalan, kalau ingin sukses maka berusaha dan bertawakallah.