“Kok gue!” Semakin nggak terima, Rhet masih ngotot dirinya benar.
“Yang tadi bilang bungkus siapa?” Mengingatkan perkataannya tadi, kini Nabil merasa yakin akan menang.
“Ya, gue juga bilang gitu demi hajat hidup orang banyak. Nggak apa-apa deh gue pake kamar lama. Nanti kalau kang Ibnu jadi ma tuh banci, kalian semua pake kamar mandi lengkap dengan kamar tidur dalam, hihihi ....”
“Nggaaaakkkkkk maaaaauuuuuu .... eike maunya sama mas Pilot titik!” Jerit semakin menggemakan pertentangan.
“Ya udah kang. Nanti sama mas Pilot. Eike cariin deh mas Pilot buat kang Ibnu,” bujuk Pemulung ikutan latah.
Dengan langkah tergesa, kang Ibnu membuka dan menghampiri yang lain seraya berkata: “serius emangnya Pemulung?”
“Seriuslah!” Jawabnya yakin.
“Pilot pesawat apa?” Kini dengan gemulainya, kang Ibnu kembali bahagia.
“Pesawat Hercules, hihihi ....” Diiringi tawa yang lain, sementara kang Ibnu kembali menggigit bajunya sendiri dengan kesal.
***The end***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H