Mohon tunggu...
RhetIM
RhetIM Mohon Tunggu... Buruh - Orang biasa

Aneh ajalah. Bingung mau dibuat apa, karena ada pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Serial KPT

30 November 2015   21:20 Diperbarui: 30 November 2015   21:48 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

MAS PILOT

Kadang Rhet suka heran melihat tingkah-tingkah anak Kpt di pagi hari. Sebelum ayam berkokok nih, pada ribut berebutan kamar mandi. Bayangin aja, kamar mandi satu untuk beberapa orang penghuninya. Sempet kita juga pernah sepakat untuk protes sama yang punya Wisma. Kita usul untuk dibangunnya lagi satu kamar mandi. Namun, emang dasar hidup susah, ya begini.

Baru saja mengusulkan tentang kamar mandi. Eh, tiba-tiba yang punya wisma minta sebuah persyaratan yang berat dirasa untuk salah seorang anak Kpt.

“Eike mau buatin kamar mandi bila perlu tiga lengkap dengan kamar dalamnya, kalau you-you pada setuju eike nikah sama cowok ganteng ini.” Sambil mencolek dagu milik kang Ibnu, juga dikedip-kedipkan mata dari pemilik Wisma Kpt, tertuju pada lelaki yang memiliki jenggot ala Bam's Samson.

“Lho! Bukannya yang ada kamar tidur dengan kamar mandi dalam? Hihihi ....” Sela Nabil merasa aneh.

“Buat kalian spesial. Kamar mandi lengkap dengan kamar tidur dalam, hihihi ....”

“Hihihi ... ya udah, Mas, bawa aja langsung.” Merasa ada yang salah dengan ucapannya, Rhet akhirnya meralat, “maksudnya, dibungkus aja, Jeng. Nggak pake lama dah, hihihi ....”

“Rhet! Sembarangan aja deh. Aku, kan, udah cerita sama kamu, kalau aku lebih memilih mas Pilot! Itu, kan, impianku selama ini.” Dengan berbisik, kang Ibnu merajuk-rajuk sambil menggigit kaosnya sendiri.

“Aoouwww ...! Sakit, Kang. Sentil, nih!” Juga pundak adik yang disebelahnya, Pemulung terkena gigitan enak dari kang Ibnu. Hiihihi ....

“Pir, sumprit! Eike nggak mau deh kalau dipinang sama dia. Eike lebih baik pergi.”

“Jangan Kang! Nanti bisa kok kita nego!” bisikAbdul menenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun