Mohon tunggu...
Breaking Reza
Breaking Reza Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis buku antologi Kebun Bunga Itu Telah Kering

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Belajar Bersyukur untuk Tetap Menghargai Kehidupan

4 Juli 2021   16:22 Diperbarui: 4 Juli 2021   21:26 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dicoba telusuri lebih jauh, sebenarnya tidak sedikit orang yang hidup dengan membawa penyakit mental ini. Dan sebagian dari mereka memilih untuk melawannya, berjuang agar tidak terpengaruh oleh perasaan jahat, berjuang karena mereka ingin mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik.

Akan tetapi, tidak sedikit pula yang malah terjebak ke dalam sebuah ilusi kegelapan sebab mereka tak mampu menahan gejolak perasaan-perasaan buruk yang timbul dari seluk hati mereka. Dengan demikian, mereka akan merasakan tekanan batin yang sangat luar biasa yang membuat mereka berpikir hidup ini begitu kejam dan tidak adil, atau pikiran-pikiran buruk lainnya.

•Al-Fatihah sebagai kode

Menarik untuk melihat bagaimana surah Al-Fatihah dilabeli sebagai induknya surah-surah di dalam Al-Qur'an. Dari letaknya saja sudah berada di awal halaman, merupakan sebuah penekanan bahwa surah ini memiliki peranan penting. Belum lagi surah ini ditetapkan sebagai bacaan wajib di setiap shalat, baik shalat yang wajib maupun yang sunnah. Sebab itu pula, di setiap raka'at dalam shalat, Al-Fatihah terus dibaca berulang kali.

Sebenarnya, ini adalah kode. Kode bahwasanya, Al-Fatihah merupakan salah satu surah terpenting yang diwahyukan Allah kepada Rasulullah. Kode, agar kita memahami bahwa surah ini terdapat makna-makna terselubung agar setiap manusia dapat hidup sebagaimana mestinya. Hal ini dapat dilihat pada ayat kedua surah tersebut yang bunyi terjemahannya adalah, "Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang".

Untuk memahami makna di dalam Al-Quran, dibutuhkan ilmu khusus sebab bahasa di dalamnya memiliki tingkat kesastraan yang sangat tinggi, tidak boleh asal-asalan mengambil kesimpulan. Tapi, jika kita melihat dari sisi umumnya, semua orang pasti bisa mengerti makna "Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang".

Kita adalah manusia, makhluk ciptaan-Nya. Juga, manusia yang telah diemban sebuah tugas untuk hidup di dunia. Akan tetapi, manusia merupakan makhluk terbatas, tidak semua isi di dunia ini dapat kita cari dan kita dapatkan. Oleh sebab itu, Allah memberi kita ilmu, kekuatan, pikiran, serta perasaan dan lainnya, semua sebagai bekal untuk kita menjalani kehidupan. Secara umum, bagi penulis makna Sang Maha Pengasih adalah yang sudah penulis sebutkan tadi. Dan itu baru hal kecilnya, belum lagi kita lihat yang lain atau hal-hal yang tak sanggup kita jangkau terkait apa-apa yang diberikan oleh Allah kepada makhluk-Nya. Inilah yang disebut dengan nikmat pemberian dari Sang Pencipta.

Yang kedua yaitu Yang Maha Penyanyang. Seperti yang telah penulis sebut, manusia merupakan makhluk terbatas tak mampu melakukan segalanya. Oleh sebab itu, Allah memaklumi kita akan hal tersebut. Selain itu, manusia adalah makhluk yang sering lupa dan khilaf. Pernah membuat kesalahan, yang disengaja ataupun tidak. Tapi, dengan kasih sayang Allah, kita masih saja diberi ampunan untuk bertaubat. Kasih sayang-Nya adalah nikmat yang tak terhitung.

Oleh sebab itu kita memuji Allah, kita diajarkan untuk bersyukur seraya memuji karena Allah selalu ada dengan pemberian dan kasih sayang-Nya. Bersyukur adalah bentuk terima kasih. Bersyukur berarti kita menghargai, bersyukur menandakan bahwa kita adalah manusia yang butuh Allah. Bayangkan jika kita berhenti bersyukur, lalu Allah juga menghentikan pemberian dan kasih sayang-Nya. Jangan lupa, kita bernapas hingga saat ini itu karena pemberian dan kasih sayang Allah. Lantas sanggupkah kita bayangkan jika sewaktu-waktu Allah hentikan laju oksigen yang dapat menghambat kita untuk bernapas? Walau hanya dalam hitungan beberapa waktu saja oleh sebab kita menolak untuk bersyukur kepada-Nya?

•Dunia bagaikan pertunjukan drama

Bagi penulis, surah Al-Fatihah merupakan kode Allah bahwasanya kita sebagai manusia akan terus diperhatikan oleh-Nya. Hal itu dibuktikan dengan nikmat Allah yang tiada henti terus mengalir kepada kita sebagai bekal menjalani kehidupan sebagaimana mestinya. Perlu diketahui pula bahwa nikmat Allah itu sangatlah besar, bahkan kita tak akan pernah mampu untuk menghitungnya, sebab Allah memberi nikmat-Nya dari yang dapat kita lihat dan rasakan hingga yang sama sekali tak dapat kita jangkau. Maka jangan sekali-kali berpikir bahwa nikmat Allah itu hanya secuil saja. Kita sudah salah besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun