Mohon tunggu...
Reyza Prayoga
Reyza Prayoga Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru dan mahasiswaan S2 MIPA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Solusi Bahan Bakar Pesawat Ramah Lingkungan, Indonesia, Jepang Kembangkan Industri Bioavtur

20 Oktober 2024   20:21 Diperbarui: 20 Oktober 2024   20:25 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SOLUSI BAHAN BAKAR PESAWAT RAMAH LINGKUNGAN, INDONESIA-JEPANG KEMBANGKAN INDUSTRI BIOAVTUR

Selain itu, untuk mendorong penggunaan bahan bakar non-fosil pada sektor penerbangan, pemerintah bersama sejumlah lembaga mengembangkan energi terbarukan lainnya bernama bioavtur. Penggunaan bioavtur dinilai dapat menurunkan emisi gas rumah kaca di sektor penerbangan.

Tentu ada pertanyaan, apa itu bioavtur? Bioavtur merupakan bahan bakar pesawat yang dibuat dari campuran avtur dan kelapa sawit 2,4 persen. Bioavtur jenis ini diharapkan bisa menurunkan emisi karbon sektor transportasi.

Nah, pada Jumat (27/10/2023) Pertamina dan Garuda Indonesia berhasil melaksanakan penerbangan komersial perdana berbahan bakar ramah lingkungan, Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bioavtur. Penerbangan komersial itu menggunakan pesawat Boeing PK GFX Seri 727-800 dari Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang) menuju Bandara Adi Soemarmo (Surakarta), dan kembali ke Jakarta.

Berkaitan dengan kesuksesan penggunaan bioavtur itu, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Alfian Nasution menjelaskan, penerbangan khusus ini akan menjadi tonggak sejarah di industri aviasi yang berkelanjutan. Masyarakat juga akan merasakan pengalaman baru, merasakan pemanfaatan energi terbarukan dan berkontribusi secara langsung pada penurunan emisi.

“Pertamina memiliki komitmen untuk mendukung tercapainya target NZE (net zero emission) Pemerintah Indonesia dengan mengembangkan roadmap aset dekarbonisasi dan pembangunan green business, termasuk SAF (sustainable aviation fuel) untuk sektor aviasi,” ujarnya di acara tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, pihaknya melakukan penerbangan komersial pertama dengan beberapa penumpang dari Soekarno-Hatta menuju Adi Soemarmo. “Kita berhasil gunakan biofuel untuk penerbangan komersial. Ini bentuk keseriusan kami. Kami berharap Garuda Indonesia dipersepsikan sebagai perusahaan yang mengedepankan keberlanjutan dan masa depan anak cucu kita,” jelas Irfan dalam sambutannya pada acara ceremonial flight tersebut.

Dalam rangka pengembangan bahan bakar yang berkelanjutan di industri penerbangan, isu itu telah lama berkembang. Beberapa maskapai penerbangan global kini juga tengah mengejar NZE di industri tersebut.

Bahkan, asosiasi maskapai penerbangan internasional (IATA) telah menetapkan elemen penting di industri bagi pengurangan zat karbon sebagai upaya industri itu selalu peduli terhadap keselamatan lingkungan.

Dalam konteks pengembangan bioavtur di Indonesia, Pertamina memulai inisiasi sustainable aviation fuel (SAF) sejak 2010 melalui Research & Technology Innovation Pertamina, dengan melakukan riset pengembangan produk dan katalis.

Pada 2021, PT Kilang Pertamina Internasional berhasil memproduksi SAF J2.4 di Refinery Unit IV Cilacap dengan teknologi co-processing dari bahan baku refined bleached deodorized palm kernel oil (RBDPKO), atau minyak inti sawit yang telah mengalami proses pengolahan pemucatan, penghilangan asam lemak bebas, dan bau dengan kapasitas 1.350 kilo liter (KL) per hari.

Melalui kolaborasi dengan stakeholder terkait, produk SAF tersebut kemudian melalui serangkaian uji coba pada mesin pesawat dan unit pesawat. Rangkaian pengujian dimulai dari cell test di fasilitas milik Garuda Maintenance Facility (GMF), ground run, flight test pada pesawat militer CN-235 milik PT Dirgantara Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun