3.Soekarno Sakit
Tahun 1964 tersiar kabar kalau Presiden Soekarno sedang sakit parah. Namun, berdasarkan pengakuan dari Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit mengaku kalau sebenarnya Presiden Soekarno sedang tidak sakit parah atau sakitnya ringan.Â
Tersiarnya kabar Soekarno sedang sakit ini tentunya menimbulkan kecemasan yang datang dari berbagai pihak terkait upayanya untuk melakukan perebutan kekuasaan yang akan ditinggalkan oleh Soekarno.Â
Kala itu, pastinya rakyat sedang bertanya-tanya kira-kira siapa yang sedianya berhak memegang kekuasaan kalau Bung Karno meninggal. Hal inilah yang menjadikan motif dibalik insiden peristiwa G 30 S PKI ini.
4.Merosotnya Kondisi Ekonomi Indonesia
Kondisi ekonomi Indonesia yang sedang merosot kala era Demokrasi terpimpin telah menjadi lahan subur bagi PKI untuk menargetkan rakyat miskin sebagai target propaganda politik mereka. Tahun 1965, keadaan ekonomi Indonesia sedang terpuruk yang digambarkan dengan kenaikan inflasi sebesar 650% atau bisa dikatakan hiperinflasi.Â
Sejak hiperinflasi ini terjadi maka pemerintah memutuskan untuk melaksanakan kebijakan Sanering atau Pemotongan nilai uang. Sanering pada tahun 1965 diberlakukan dengan memangkas uang nominal Rp 1.000 menjadi Rp 1. Dimana nilai uang tersebut dipotong agar tidak membebani rakyat kecil.Â
Dari kejadian kemerosotan ekonomi inilah rakyat mulai ragu dan curiga dengan kepemimpinan Presiden Soekarno. Ekonomi negara yang sedang lemah disinyalir karena keputusan yang saat itu diambil oleh Jenderal Soeharto dan Jenderal Nasution membantai pedagang dari Republik Rakyat China menjadi sebab musabab jatuhnya perekonomian Indonesia di masa itu.Â
Dampaknya terhadap rakyat saat itu adalah terjadinya kelaparan, banyaknya rakyat hidup dalam lingkaran kemiskinan sampai berujung pada menyalahkan kepemimpinan Presiden Soekarno.Â
Akibatnya, dari setelah insiden G30S PKI ini terjadi demonstrasi besar-besaran pada 10 Januari 1966. Para demonstran mengajukan tiga tuntutan yang lebih akrab kita sebut dengan TRITURA atau Tiga Tuntutan Rakyat yakni Pembersihan PKI, pembersihan kabinet Dwikora dan Unsur-unsur OKI dan penurunan harga-harga (dalam artian perbaikan ekonomi)
5.Konfrontasi Indonesia-Malaysia dengan Sebutan Ganyang Malaysia