Mohon tunggu...
Reyne Raea
Reyne Raea Mohon Tunggu... Penulis - Blogger Influencer Surabaya

Panggil saya Rey, mom blogger di reyneraea.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Plus Minus Jadi Single Fighter Mom Pejuang LDM

3 Januari 2024   10:53 Diperbarui: 4 Januari 2024   13:18 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi single fighter mom. (Sumber: Freepik)

Karena pekerjaan rumah lebih sedikit (meski bukan benar-benar sedikit ya!), anak-anak lebih mudah diarahkan mengikuti jadwal yang sudah kami bikin bersama. Jadinya, saya masih punya waktu untuk melakukan hal lain yang berkaitan dengan memberdayakan diri, meski jadi ibu rumah tangga.

Saya bisa menulis secara rutin, setidaknya di 4 blog, bisa update di beberapa akun media sosial. Intinya bisa melakukan hal-hal yang bisa menghasilkan uang meski dari rumah.

Meskipun memang butuh kedisiplinan 'tingkat dewa' untuk bisa benar-benar menghasilkan sesuatu. 

Sisi Minus atau Nggak Enaknya jadi Single Fighter Mom Pejuang LDM

Meskipun ada sisi plusnya, bukan berarti tidak ada sisi minus atau nggak enaknya ya. Berikut beberapa hal nggak enaknya yang saya rasakan selama menjalani kondisi tersebut:

1. Harus bertanggung jawab akan anak dan semuanya, seorang diri

Yang paling menantang sekaligus jadi masalah besar bagi ibu pejuang LDM adalah, ketika harus bertanggung jawab akan semua hal seorang diri. Termasuk yang berkaitan dengan anak.

Anak-anak sakit? ya dihadapi sendiri.

Meski kadang sampai nangis melihat anak kesakitan, lalu bingung harus memutuskan ke dokter atau tidak (karena saya memang nggak punya sosok dokter yang biasa dituju dan cocok untuk anak).

Anak-anak punya masalah di sekolah? Ya harus dihadapi sendiri. Sambil banyak-banyak istigfar agar nggak kelepasan ngamuk dan menyakiti anak, yang dalam pikiran saya, kok nggak mau ngerti ini ibunya sendiri yang harus menghadapi semua itu.

Ada masalah lain pun, harus dihadapi sendiri, anak-anak butuh apa, ya cari sendiri sampai dapat. 

Puncaknya, ketika sakit, apalagi jenisnya sakit yang tidak bisa bergerak kayak sakit saraf terjepit. Ya harus dipaksa gerak, karena kalau bukan saya, terus siapa yang bisa bantu urus anak? (Saya golongan orang sungkan merepotkan orang lain, dan keluarga kandung terpisahkan ribuan KM di luar pulau).

2. Kadang merasa sedih dengan kondisi kesendirian

Menjalani kondisi sebagai single fighter mom pejuang LDM bertahun-tahun, seringnya bikin hari-hari saya terasa menakjubkan. Di mana ketika saya menyadari, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun