Karena pekerjaan rumah lebih sedikit (meski bukan benar-benar sedikit ya!), anak-anak lebih mudah diarahkan mengikuti jadwal yang sudah kami bikin bersama. Jadinya, saya masih punya waktu untuk melakukan hal lain yang berkaitan dengan memberdayakan diri, meski jadi ibu rumah tangga.
Saya bisa menulis secara rutin, setidaknya di 4 blog, bisa update di beberapa akun media sosial. Intinya bisa melakukan hal-hal yang bisa menghasilkan uang meski dari rumah.
Meskipun memang butuh kedisiplinan 'tingkat dewa' untuk bisa benar-benar menghasilkan sesuatu.Â
Sisi Minus atau Nggak Enaknya jadi Single Fighter Mom Pejuang LDM
Meskipun ada sisi plusnya, bukan berarti tidak ada sisi minus atau nggak enaknya ya. Berikut beberapa hal nggak enaknya yang saya rasakan selama menjalani kondisi tersebut:
1. Harus bertanggung jawab akan anak dan semuanya, seorang diri
Yang paling menantang sekaligus jadi masalah besar bagi ibu pejuang LDM adalah, ketika harus bertanggung jawab akan semua hal seorang diri. Termasuk yang berkaitan dengan anak.
Anak-anak sakit? ya dihadapi sendiri.
Meski kadang sampai nangis melihat anak kesakitan, lalu bingung harus memutuskan ke dokter atau tidak (karena saya memang nggak punya sosok dokter yang biasa dituju dan cocok untuk anak).
Anak-anak punya masalah di sekolah? Ya harus dihadapi sendiri. Sambil banyak-banyak istigfar agar nggak kelepasan ngamuk dan menyakiti anak, yang dalam pikiran saya, kok nggak mau ngerti ini ibunya sendiri yang harus menghadapi semua itu.
Ada masalah lain pun, harus dihadapi sendiri, anak-anak butuh apa, ya cari sendiri sampai dapat.Â
Puncaknya, ketika sakit, apalagi jenisnya sakit yang tidak bisa bergerak kayak sakit saraf terjepit. Ya harus dipaksa gerak, karena kalau bukan saya, terus siapa yang bisa bantu urus anak? (Saya golongan orang sungkan merepotkan orang lain, dan keluarga kandung terpisahkan ribuan KM di luar pulau).
2. Kadang merasa sedih dengan kondisi kesendirian
Menjalani kondisi sebagai single fighter mom pejuang LDM bertahun-tahun, seringnya bikin hari-hari saya terasa menakjubkan. Di mana ketika saya menyadari,Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!