Abstrak : tujuan pembahasan artikel kali ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang
efektifitas serta sisi positif dalam proses pembelajaran online dimasa pandemic Covid-19.
Pembahasan ini menggunakan penelitian dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi.
Kata Kunci : sisi positif pembelajaran online, pandemi Covid-19
Pendahuluan : Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi kita semua, hingga saat ini Indonesia
masih dilanda pandemic Covid19.COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (serever acute resipiratory syndrome coronavirus 2 atau
SARSCoV -2). Virus ini merupakakan keluarga Coronavirus yang dapat menyerang hewan.
Ketika menyerang manusia, Coronavirus biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, seperti flu, MERS (Middle East Respiratory Syndrome), dan SARS (Serever Acute
Resipiratory Syndrome). COVID-19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan
di Wuhan, Hubei, China pada tahun 2019 (Ilmiyah, 2020; Hui, et al., 2020).
Kasus Covid-19 diIndonesia terdeteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika dua orang
terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara jepang. Hingga saat ini, 15 Juni 2020, Indonesia
telah melaporkan 39.294 kasus positif, sehingga menempati peringkat kedua terbanyak di Asia
Tenggara setelah Singapura dan sebelum Filipina (Bangkok Post,2020). Covid-19 banyak
membawa dampak baik maupun buruk bagi semua mahkluk hidup dan alam semesta.Segala daya
dan upaya sudah dilakukan pemerintah guna memperkecil kasus penularan Covid-19.Tak
terpungkiri salah satu nya adalah kebijakan belajar online, atau dalam jaringan (daring) untuk
seluruh siswa/i hingga mahasiswa/i karena adanya pembatasan sosial. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease
(Covid-19) poin ke 2 yaitu proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut : a. Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan; b. Belajar dari
rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemic
Covid-19; c. Aktivitas dan tugas pembeljaran belajar dari rumah dapat bervariasi antarsiswa,
sesuai minat dan kondisi masing-masng, termasuk mempertimbangkan kesenjangan
akses/fasilitas belajar dirumah; d. Bukti atau prosuk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan
balik yang bersifat kualitatif fan berguna dari guru, tanpa
 diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif. Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online adalah suatu
keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya arus penyebaan sumber belajar elektronik
(e-learning) dan kesulitan melepaskan diri dari pemanfaatan sumber-sumber belajar yang
digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e-learning bagaimanapun canggihnya teknologi yang
digunakan belum mampu menggantikan pelaksanaan pembelajaran tatap muka karena metode
interaksi tatap muka konvensional masih jauh lebihefektif dibandingkan pembelajaran online
atau elearning.Selain itu, keterbatasan dalam aksesibilitas Internet, perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software), serta pembiayaan sering menjadi habatan dalam memaksimalkan
sumber-sumber belajar online (Yaumi, 2018). Namun dari kebijakan yang dikeluarkan tentunya
tidak dapat memastikan semuanya akan berjalan sebagaimana mestinya disemua kalangan,
khusus nya sekolah didesa-desa yang kekurangan fasilitas berupa teknologi terpadu guna
menunjang proses pembelajaran belajar online.Kurangnya biaya dan fasilitas yang memadai
antara guru dengan siswa/i nya membuat proses pembelajaran online tidaklah seefektif yang
diharapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai keefktifan
dari sistem pembelajaran online dimasa pandemic Covid-19 di SD Negeri Banyuajuh 6, Kamal,
Madura, Jawa Timur.
Pembahasan : Salma, dkk (2013 :105) menjelaskan persiapan sebelum memberikan layanan
belajar merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan belajar, terutama pada online
learning di mana adanya jarak antara pebelajar dan pemelajar. Pada pemberlajaran ini pemelajar
harus mengetahui prinsipprinsip belajar dan bagaimana pebelajar belajar. Rovai
(Mahardika:2002) menyatakan bahwa alat penyampaian bukanlah faktor penentu kualitas
belajar, melainkan disain mata pelajarn menentukan keefektifan belajar. Salah satu alasan
memilih strategi pembelajaran adalah untuk mengangkat pembelajaran bermakna.Sehingga
efektif atau tidaknya pembelajaran dapat diidentifikasi melalui perilaku-perilaku antara
pemelajar dan pembelajar.
.Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4
Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
Coronavirus Disease (Covid19) yang berlaku untuk seluruh masyarakat yang mengenyam
pendidikan di Indonesia. Disamping keharusan belajar dalam jaringan yang menjadi kendala
lainnya adalahkurangnya fasilitas penunjang pembelajaran online seperti yang dialami oleh
beberapa murid di SD Banyuajuh 6 kamal memang dapat dikatakan sebagai sebuah kendala
dalam proses berlangsungnya pembelajaran, namun usaha tetap harus dilakukan semaksimal
mungkin, mengingat, sebagai orang tua wajib memberikan yang terbaik untuk anakanaknya
termasuk harta berupa pendidikan. Disisi lain, tingkat semangat belajar murid juga memicu akan
efektif atau tidaknya pembelajaran online ini mengingat budaya belajar tatap muka yang masih
melekat dalam diri sehingga, selama kegiatan belajar online ini tidak jarang banyak murid yang
merasa jenuh atau bosan, sehingga membuat hasil belajar yang diharapkan tidaklah efektif.
Kesimpulan : Pembelajaran jarak jauh atau online akan terus harus dilakukan mengingat
belum tuntas nya wabah Covid-19 di Indonesia dan membantu pencegahan penyebaran Covid-19
sehingga sampai saat ini masih belum ditentukan kapan akan masuk sekolah kembali untuk
pembelajaran tatap muka. Kurang nya sarana dan prasarana yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan ketidaksiapan teknologi juga menjadi suatu hambatan dalam berlangsungnya
kegiatan belajar online.Sehingga hasil belajar yang diberikan oleh pemelajar tidak 100% lancar
atau efektif.
Daftar Pustaka : Hartanto, W. (2016). Penggunaan ELearning sebagai Media
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 10(1), 1--18. "Indonesia confirms first cases of
coronavirus". Bangkok Post (dalam bahasa Inggris). Reuters. 2 Maret 2020.Diakses tanggal 2
Maret 2020.
Yaumi, Muhammad. 2018. MEDIA DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN. Jakarta :
PRENADAMEDIA GROUP.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H