(e-learning) dan kesulitan melepaskan diri dari pemanfaatan sumber-sumber belajar yang
digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e-learning bagaimanapun canggihnya teknologi yang
digunakan belum mampu menggantikan pelaksanaan pembelajaran tatap muka karena metode
interaksi tatap muka konvensional masih jauh lebihefektif dibandingkan pembelajaran online
atau elearning.Selain itu, keterbatasan dalam aksesibilitas Internet, perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software), serta pembiayaan sering menjadi habatan dalam memaksimalkan
sumber-sumber belajar online (Yaumi, 2018). Namun dari kebijakan yang dikeluarkan tentunya
tidak dapat memastikan semuanya akan berjalan sebagaimana mestinya disemua kalangan,
khusus nya sekolah didesa-desa yang kekurangan fasilitas berupa teknologi terpadu guna
menunjang proses pembelajaran belajar online.Kurangnya biaya dan fasilitas yang memadai
antara guru dengan siswa/i nya membuat proses pembelajaran online tidaklah seefektif yang