Mohon tunggu...
Reutno NurFadilah
Reutno NurFadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

BAB II : Kajian Teori Total Quality Management

4 Mei 2024   17:57 Diperbarui: 16 Mei 2024   12:02 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kegagalan dalam meruntuhkan hambatan internal mencerminkan ketidakmampuan untuk mengatasi, atau kesulitan dalam mengatasi, hambatan pribadi atau emosional yang menghambat kemajuan atau pertumbuhan seseorang. Hal ini termasuk kurangnya rasa percaya diri, rasa takut, dan ketidakmampuan untuk mengelola stres. Mengatasi hambatan internal membutuhkan kesadaran diri yang mendalam, kemauan untuk berkembang dan, dalam beberapa kasus, dukungan orang lain dan sumber daya yang sesuai.

  • Perubahan bertahap dan eksponensial

Perubahan bertahap adalah perubahan yang terjadi secara bertahap dan inkremental, menambahkan atau memodifikasi sesuatu sedikit demi sedikit dari waktu ke waktu. Hal ini sering dikaitkan dengan evolusi dan peningkatan bertahap. Di sisi lain, perubahan eksponensial mengacu pada pertumbuhan atau perubahan yang berkembang dengan cepat dan meningkat secara signifikan dari waktu ke waktu. Dalam konteks teknologi dan inovasi, perubahan eksponensial sering kali terjadi ketika perkembangan teknologi memungkinkan pertumbuhan atau kemajuan yang jauh lebih cepat dari yang diharapkan. Perbedaan ini mencerminkan sifat perubahan yang lambat dan bertahap dibandingkan dengan perubahan yang cepat dan mendalam.

  • Pelatihan yang tidak efektif

Pelatihan yang tidak efektif ditandai dengan beberapa ciri, termasuk kurangnya relevansi dengan kebutuhan pekerja, metode penyampaian yang membosankan dan tidak menarik, kurangnya dukungan dan sumber daya, serta kurangnya evaluasi untuk mengukur kemajuan dan hasil pelatihan. Pelatihan yang tidak mempertimbangkan gaya belajar individu, tidak memberikan kesempatan untuk praktik dan tidak terintegrasi dengan konteks pekerjaan sehari-hari juga dapat dianggap tidak efektif. Pelatihan yang sukses sering kali bergantung pada desain yang baik, interaksi yang memotivasi, dan evaluasi yang menyeluruh.

  • Fokus pada kualitas produk

Fokus pada kualitas produk tidak dianggap sebagai hal yang negatif. Sebaliknya, fokus pada kualitas sering kali dianggap sebagai hal yang positif, karena dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, membangun reputasi yang baik, dan mendukung keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang. Namun, dalam beberapa kasus, fokus yang berlebihan pada kualitas produk dapat dilihat sebagai hal yang negatif. Misalnya, terlalu fokus pada peningkatan kualitas tanpa memperhitungkan biaya produksi dan kecepatan peluncuran produk dapat menghambat inovasi atau membuat produk menjadi terlalu mahal. Menemukan keseimbangan yang tepat antara kualitas, biaya, dan waktu dalam pengembangan produk penting untuk kesuksesan jangka panjang.

Kinerja Manajerial

Dikarenakan pemimpin memiliki pengaruh penting untuk mencapai tujuan organisasi. Maka, manajer harus mempunyai kualifikasi dan ilmu yang lebih (manajerial atau strategis), berperilaku baik, mampu mempengaruhi dan mengarahkan orang lain, membuat keputusan, bertanggung jawab, mengkomunikasikan gagasan, cerdas, mengayomi, memotivasi dan memiliki pendekatan personal dengan bawahan (human relations) yang dapat diterapkan (Torang, 2013, hal. 73).

Menurut Anastasia (2014), kinerja adalah hasil yang dicapai oleh sebuah entitas dalam kurun waktu tertentu, apakah organisasi tersebut mendapatkan keuntungan atau tidak. Administrasi, di sisi lain, mengacu pada kegiatan manajemen dan operasi yang merencanakan, mengorganisir, mengkoordinasikan, dan memonitor sumber daya (misalnya waktu, personil, keuangan) yang diperlukan untuk mencapai target organisasi. Dalam konteks ini, administrasi mengacu pada aspek-aspek yang berkaitan dengan peran manajemen dalam mengelola unit atau bisnis.

Manajemen kinerja merupakan pengetahuan yang memadukan prosedur administratif dengan pendekatan yang fleksibel dan representatif untuk mencapai visi dan misi perusahaan sekaligus memaksimalkanpendayagunaansumber daya manusiayangadadalam organisasi. Organisasi yang profesional tidak akan dapat pencapaian pengelolaan kinerja yang baik tanpa adanya dukungan yang kuat dari seluruh jajaran manajemen perusahaan dan tentunya pemegang saham (Fahmi, 2013, hal. 3).

Laksmi (2013, hal. 63) menyatakan bahwa kinerja karyawan diidentifikasi, didorong, diukur, dievaluasi, ditingkatkan dan diberi kompensasi melalui manajemen kinerja. Interpretasi lain dari manajemen kinerja melibatkan penciptaan sistem komprehensif yang mengintegrasikan penetapan tujuan, evaluasi karyawan, dan mendukung tujuan strategis perusahaan. (Laksmi, 2013, hal. 53).

Pengaruh total quality management (TQM) terhadap kinerja manajerial

Purba (Purba, 2017, hal. 1) menyebutkan bahwa kinerja manajerial yang maksimal, yaitu kemampuan untuk mengelola kegiatan dalam organisasi. Keberhasilan pengelolaan merupakan salah satu aspek krusial dalam mencapai keberhasilan perusahaan, karena diharapkan dapat meningkatkan efisiensinya. Hasil pengelolaan sangat diperlukan dalam suatu organisasi karena diharapkan dapat membawa keberhasilan bagi perusahaan.Proses manajemen meliputi perencanaan, penelitian, koordinasi, evaluasi, pengawasan personel, pengorganisasian, negosiasi, dan representasi. Kinerja manajerial yang maksimal, yaitu kemampuan untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan organisiasi, akan menopang keberlanjutan organisasi.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun