Mohon tunggu...
Reutno NurFadilah
Reutno NurFadilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

BAB II : Kajian Teori Total Quality Management

4 Mei 2024   17:57 Diperbarui: 16 Mei 2024   12:02 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat ini masih terdapat perusahaan yang mengabaikan pentingnya pelatihan karyawan. Dalam keadaan seperti ini, sulit bagi perusahaan untuk berkembang dan bersaing dengan perusahaan lain, apalagi di era persaingan global. Pendidikan dan pelatihan merupakan faktor kunci dalam organisasi yang menerapkan TQM. Padahal, setiap individu diharapkan dan didorong untuk melanjutkan pendidikannya. Dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis, setiap anggota perusahaan dapat meningkatkan kompetensi profesionalnya.

  • Kebebasan yang terkendali.

Partisipasi karyawan dalam proses pengambilan keputusan dan resolusi merupakan bagian penting dari TQM. Hal ini karena partisipasi dapat meningkatkan kepemilikan dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang diambil, dan kebebasan yang diberikan oleh partisipasi dan pemberdayaan merupakan hasil dari pengawasan yang efektif, terencana, dan dilaksanakan.

  • Konsistensi Tujuan

Penting bagi perusahaan yang mencari TQM. untuk keberhasilan implementasi dimaksudkan untuk menghubungkan. Hal ini memastikan bahwa semua upaya diarahkan pada tujuan yang sama. Namun, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa semua pihak harus menyepakati setiap detailnya, seperti upah dan kondisi kerja.

  • Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

Pendapat dan pemikiran orang-orang yang terlibat langsung dalam situasi kerja harus diperhitungkan. Peluang untuk mengambil keputusan yang tepat, membuat rencana yang efektif, dan melakukan perbaikan yang lebih efektif harus meningkatkan kepemilikan dan tanggung jawab pengambilan keputusan melalui keterlibatan pemangku kepentingan. Untuk mencapai hal ini, hal-hal berikut harus diselesaikan.

7. Keberhasilan Sistem Total Quality Manajemen

Menurut Dale H. Besterfield (1995), keberhasilan penerapan sistem TQM harus didasarkan pada enam prinsip dasar yang menjadi pedoman utama. Enam prinsip tersebut meliputi:

  • Keterlibatan manajemen dengan melibatkan seluruh pendukung organisasi.
  • Fokus pada kepuasan pelanggan internal dan eksternal.
  • Penggunaan semua sumber daya organisasi secara efektif.
  • Perbaikan yang berkesinambungan.
  • Memperlakukan pemasok sebagai teman (mitra).
  • Menciptakan proses kerja yang sukses.

8. Kelemahan Total Quality Management

Manajemen kualitas total (TQM) adalah strategi manajemen yang menekankan peningkatan kualitas total di seluruh area operasi organisasi. TQM membawa banyak manfaat, tetapi juga memiliki kelemahan sebagai berikut :

  • Kurangnya integrasi.

Kurangnya integrasi mengacu pada kurangnya koordinasi antara sistem dan departemen dalam suatu organisasi dan aliran informasi yang tidak efisien. Hal ini dapat menghambat koordinasi, pengambilan keputusan dan kinerja secara keseluruhan.

  • Kepemimpinan yang apatis.

Kepemimpinan apatis biasanya ditandai dengan ketidakpedulian atau ketidakmampuan pemimpin dalam menghadapi masalah atau membuat keputusan. Pemimpin yang apatis cenderung tidak memiliki antusiasme, tidak memiliki visi yang jelas dan tidak terlibat secara aktif dalam memotivasi dan memimpin timnya. Hal ini dapat berdampak negatif pada moral dan produktivitas anggota tim.

  • Konsep yang tidak jelas

Konsep yang samar-samar adalah ide yang tidak didefinisikan dengan jelas atau dipahami dengan jelas oleh orang lain. Hal ini disebabkan oleh komunikasi informasi yang tidak jelas atau ambigu atau kurangnya pemahaman yang mendalam tentang konsep tersebut. Ketidakjelasan dalam konsep menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman, sehingga menyulitkan implementasi yang efektif.

  • Tujuan yang tidak jelas

Tujuan yang tidak terdefinisi dengan jelas adalah tujuan yang tidak memiliki kekhususan, tidak dapat diukur, atau tidak dapat diidentifikasi dengan jelas. Ketidakjelasan akan menghambat motivasi, kolaborasi, dan efektivitas dalam mencapai hasil yang diinginkan.

  • Fanatisme teknis

Fanatisme teknis mengacu pada ketidakmampuan atau keengganan untuk terlibat atau mempertimbangkan pilihan atau ide di luar pemahaman teknis yang dimiliki. Orang yang memiliki sikap fanatik teknis cenderung bersikeras pada solusi atau pendekatan teknis tertentu tanpa mempertimbangkan aspek non-teknis atau perspektif lain yang dapat memperkaya pemahaman dan pemecahan masalah. Hal ini dapat menghambat kolaborasi dan kreativitas di lingkungan kerja.

  • Kegagalan untuk mendobrak hambatan internal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun