"Oh iya kenapa kamu gak masuk kantor?" Tanya Rasti berusaha untuk santai sampai tujuannya tercapai.
"Memangnya kamu masih ke kantor? Bukannya kantor kita sudah dirobohkan ya?"
"Dirobohkan? Kata siapa?"
"Iya, waktu aku datang ke kantor aku melihat kantor kita sudah roboh dan banyak binatang buas disana." Ucapnya tenang sambil memainkan rambutnya dengan jari telunjuk.
Suasana ini benar-benar membuat Rasti merasa hampir gila, bahkan ia berpikir ia akan mendapat bahaya jika harus terlalu lama berada di rumah itu. "Mm roboh? binatang buas?" Ucap Rasti terbata-bata sambil terus berusaha menatap mata Rachel dengan lekat.
"Iya, ada macan, ada ular, ada harimau. Mereka berusaha menerkam aku, makanya aku gak berani lagi ke kantor." Ucap Rachel semakin membuat Rasti takut.
"Oh iya, kamu waktu di Karimun Jawa sempat jalan-jalan sendiri gak saat ada waktu luang?" Tanya Rasti berusaha mendapat jawaban kunci dari pertemuannya hari ini dengan Rachel.
"Dia datang ke tempat aku, dia merusak barang yang aku jaga selama ini, dia marah-marah dan tidak punya sopan santun!" Balasnya dengan suara yang berbeda dan mata melotot menatap Rasti.
Rasti mulai menangkap keadaan yang terjadi. Dia bukan Rachel, wanita itu yang menguasai Rachel selama dua minggu ini. Dengan keberanian yang ia kumpulkan, dengan sekuat tenaga Rasti mencoba untuk berkomunikasi dengan baik dan bernegosiasi dengan sosok yang sedang menguasai Rachel saat itu.
Rasti mulai membaca doa dan menatap Rachel dengan penuh keyakinan. "Rachel, kamu tahu apa yang dia inginkan darimu?"
"Dia? Dia ingin bersamaku." Balasnya tanpa ragu.