Â
      Hari sudah malam, bintang-bintang terlihat di langit jauh. Malamo tidak tidur semenjak semalam, ia begitu sibuk sehingga tak sempat berpikir bahkan untuk sekedar makan siang. Hanya dua kali dia makan hari ini, pagi dan sore. Kegiatan pembersihan di sekitar pesisir pantai memakan waktu cukup singkat, yang lama adalah memisahkan jenazah para prajurit Samudera dan Palembang Darussalam dengan mayat-mayat musuh, memandikan, mensholatkan, dan mengubur mereka di tanah Morotai, Ternate. Tak terasa matahari tiba-tiba sudah tenggelam, magrib dan isya' pun menanti untuk mereka tunaikan. Raden Diponegoro memimpin seluruh prosesi dibantu oleh Kapten Malamo sebagai 'tuan rumah'. Kini tujuh orang berkumpul di dalam mercusuar, tempat yang dipilih Diponegoro ba'da isya' untuk berdiskusi sejenak sebelum beristirahat.
      "Bagaimana kondisi kalian?" tanya Diponegoro, wajahnya terlihat sangat tenang.
      "Alhamdulillah, baik saya rasa," Ario Damar yang pertama menjawab.
      "Ba.. baik Raden eru!" ucap Abdi dan Dalem berbarengan, keduanya tampak tegang.
      "Senang bisa bertemu denganmu lagi Diponegoro..." kali ini suara Imam Hassan yang terakhir terdengar sebelum Malamo menaruh gelas berisi ramuan rempah-rempah dibantu Abdi dan Dalem yang cukup cekatan.
      "Kalau Anda kurang beristirahat tidak perlu memaksakan diri untuk mengikuti pertemuan dadakan ini Imam Hassan, saya tadi sudah berpesan untuk mengundang Ario Damar saja karena dia terlihat masih bugar meskipun memimpin para pasukan Samudera dan Palembang Darussalam mengurus jenazah," ujar Diponegoro kembali.
      "Maafkan saya juga menahanmu cukup lama di pantai Ario sehingga waktu istirahatmu berkurang,"
"karena tidak mungkin para prajurit yang ada dibiarkan saja tanpa salah satu komandannya yang hadir,"
"paling tidak untuk sekedar menemani mereka," senyumnya terlihat samar.
      "Tidak masalah Diponegoro, aku biasa menemani mereka hingga malam di kapal, dan tentunya seorang komandan haruslah siap dengan apa yang akan terjadi apalagi saat memimpin pasukan perang seperti ini," jawab Ario Damar.