"Eh, Di, kemana sih kemarin? Bantuin Imam Hassan menyiapkan peralatan di kapal ya?" Dalem bertanya sambil mengusap matanya yang masih mengantuk, ia pun menguap.
      "Yah, kan lusa kita sudah akan berangkat lagi Lem ke Terna.. ee.. Mamluk, ya sekarang?"
      "Iya Di, maaf ya aku ga bisa bantu kamu. Pertandingan kemarin sungguh berat..."
      "Oh iya, habis subuh ceritain ke aku ya gimana pertandingan di kompetisi terakhir. Seingatku terakhir kau lolos lomba berkuda."
      "Pasti, jangan kuatir!" jawab Dalem bersemangat.
      "Jangan dilebih-lebihkan lho ceritanya!"
      Keduanya bangkit dan menuju tempat wudhu, Abdi terlihat meregangkan otot.
      "Wah, pegal juga kemarin lalu nyobain alat yang luar biasa..." ucapnya.
      "Hah, paralayang lagi? Di mana?"
      "Eh, ehm, yaa.. di sekitar kapal sih, ehm.. biar tidak bosan membantu awak kapal merapikan barang-barang" Abdi menjaga jawabannya supaya tidak mencurigakan.
      "Yah, wajar sih, pasti membosankan, sekali lagi maaf ya Di ga bisa ikut bantu..."