Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Catatan Abdi Dalem (Bagian 26, Bumi Kenyalang) - Kompetisi Satria

8 April 2024   09:06 Diperbarui: 8 April 2024   09:10 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Dalem sedikit tersipu, "Ehm.. i.. iya..." padahal ia tadi terpeleset, namun beruntung tepat di tanah tempat ia jatuh tergeletak satu tameng besar berukuran sama dengan yang dibawa tangan kirinya.

            "Orang asli sini ya dia?" Dalem bertanya melihat ke tenda sebelah.

            "Iye, betul.. kekar dan lincah, karena mereka biase hidup bersama alam..."

            "Eh, tak dendamke? kate-katenya memang kasar tadi, tapi itu hanye terjadi saat pertandingan saje kok tuan Dalem..."

            "Eh, tentu.. maksudku tidak kok. Itu biasa, apalagi di babak-babak awal..."

            "Di luar mereka orang-orang yang baik, janganlah tuan Dalem merase dendam..."

            "I..iya jangan khawatir, itu biasa kok..." Dalem teringat latihan bela dirinya di Mataram, latihan mental merupakan salah satu latihan utama ketika latih tanding.

~

            Malam itu di pelataran sehabis sholat isya' sorak-sorai para prajurit Samudera dan Palembang Darussalam yang mengikuti kompetisi SATRIA dari awal terdengar begitu ramai. Tapi tidak seluruh prajurit yang ada ikut merayakan keberhasilan Dalem meraih juara ketiga, hanya mereka yang dari awal mengikuti kompetisi ini saja yang berada di pelataran. Mereka yang merayakan berkumpul di tengah-tengah sambil menyalakan api unggun, komandan Ario Damar terlihat diantaranya. Bersama-sama para prajurit menyanyikan lagu keprajuritan dan diakhiri dengan sholawat. Para prajurit yang tidak ikut serta cukup banyak dan sudah kembali ke tenda masing-masing, belum lagi beberapa kompi yang ikut bersama dengan komandan Hassan kembali ke kapal untuk mengecek peralatan. Dalem sendiri terlihat sangat gembira, apalagi ia mendapat hadiah karena telah menjadi juara ketiga. Palu gada yang berukuran cukup besar diangkatnya beberapa kali ke atas diiringi suara sorakan para prajurit di sekelilingnya, kali ini dengan ujung bulat yang benar-benar terbuat dari baja.

            Setelah beristirahat dengan nyenyak malam itu, Dalem terkejut ada suara dari samping tempat tidurnya saat subuh datang.

            "Lem! Bangun! Heh, sudah subuh!" suara itu amat dikenalnya dan dengan nada yang sama pula ia sudah mendengarnya ratusan kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun