"Dengarkan dulu sekoci tujuh bilang apa, kita pasti toh akan berlabuh di sana juga!" ujar seorang penumpang sambil menunjuk ke arah pelabuhan. Dua orang di belakang langsung memasang kedua kupingnya untuk mendengar lebih jelas apa yang diteriakkan sekoci tujuh.
      "LIHAT ....TENGGARA... ..KOCI SEMBILAN!"
      "... ARAH TENGGARA..."
      Dua orang tadi kemudian menolehkan muka ke arah dekat karang, tempat beberapa lahan gambut terlihat dari jauh. Semula mereka tidak menyadari dan hanya menatap ke arah tenggara, mata penumpang lain segera menuju ke tempat tersebut.
      "Hmm.. ada apa? Apa maksudnya? Kita disuruh merapat ke sana?"
      Beberapa saat kemudian terlihat sebuah benda berbentuk seperti penyu hitam besar yang bergerak ke arah pinggir, rasa paham segera menyelimuti seluruh penumpang, meskipun mereka sedikit ragu.
      "Bukan kayu basah kan..."
      Terlihat sesaat kemudian beberapa orang keluar dari terpal yang menutupinya. Di ujung depan muncul seseorang yang segera memicingkan mata melihat ke arah pelabuhan. Sementara dari belakang muncul laki-laki yang terlihat gemuk dan masih berusaha menyeimbangkan diri. Tampak ia kelelahan sekali dan akhirnya ikut memicingkan mata ke arah yang sama dengan orang di ujung depan. Mereka bersorak sorai setelah itu.
      "Panggil mereka! Alhamdulillah semua sekoci ke Nusa selamat!"
      "SEKOCI SEMBILAN!! WOOOOIIII!"
      Suara yang tak didengar oleh sekoci sembilan, hanya terlihat dari jauh mereka mengangkat dan merapikan terpal, semua terlihat lelah dan mengantuk. Sampai kemudian seseorang yang gemuk di ujung paling belakang sekoci sembilan tadi menoleh cukup lama ke arah kiri barulah ia menyadari apa yang dilihatnya.Â