"Udah-udah, cepetan dayung sekocinya!"
      Suara-suara bersahutan pun muncul menyusul yang pertama tadi, sekoci delapan ternyata juga telah tiba di Pelabuhan Nusa, meskipun lebih lambat dibandingkan sekoci sembilan.
      "Kasih tahu yang belakang!! Kalau sudah pasti tapi"
      "Tuh, lihat, warnanya biru dan merah! Lambangnya juga sudah mulai jelas kelihatan!"
      Beberapa mata tampak memicing untuk melihat lebih jelas dari kejauhan.
      "Ah, iya, itu jelas pohon Trembesi dan Beringin"
      "Alhamdulillah..."
      Seseorang yang berada di paling ujung belakang berdiri di atas sekocinya lalu berbalik sambil mendekatkan kedua telapak tangan ke mulut,
"KAPAL PERANG PINISI MATARAM PARAHIYANGAN DI DEPAN!" kalimat itu diucapkan berulang-ulang ke sekoci di belakang, yang ternyata juga berteriak ke arah mereka.
      "... ARAH TENGGARA ... LIHAT... TENGGARA!" suara dari belakang terdengar terputus-putus, tidak aneh jika kedua sekoci itu pada akhirnya tidak mendengar apa yang mereka teriakkan satu sama lain.
      "Diam dulu!"