Tangannya otomatis melambai ke atas, ke arah dua sekoci yang datang dari arah utara, yang lain segera mengikuti. Lambaian yang segera dibalas oleh sekoci tujuh dan delapan. Sementara itu seperti terjadi keributan di sekoci sembilan setelah mereka semua mengetahui bahwa seluruh sekoci yang mengarah ke Nusa selamat, dan bertambah ramai lagi ketika salah seorang penumpang menunjuk-nunjuk ke arah pelabuhan, tempat tujuh belas kapal perang Pinisi Mataram Parahiyangan sedang berlabuh.
      "Mereka akhirnya menyadari, Alhamdulillah," ujar seseorang dari sekoci delapan.
      "Seharusnya mereka bisa melihat lebih jelas daripada kita," ucap yang lain.
      "Alhamdulillah, semoga masih ada waktu untuk menyelamatkan Kapten Sudirman dan yang lain..."
      Meskipun terdengar sedikit ragu, kalimat terakhir membuat suasana hening di sekoci delapan, beberapa penumpang terlihat hanya menahan perasaan. Harapan masih ada di kala musibah menerpa.
      "Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan."
                                          ~
      Wilayah Kerajaan Nusa terdiri dari beberapa pulau yang saling menyokong antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing pulau memiliki komoditas ekonomi andalan. Tidak mengherankan jika banyak Kerajaan di Nusantara menjalin kerjasama dengan Kerajaan Nusa, terutama mereka yang berdekatan. Sebagian besar kapal yang berlabuh adalah kapal dagang, yang paling rutin kemari yakni Kapal dagang dari Kerajaan Gowa.Â
Ada kerjasama khusus yang terjalin antara dua kerajaan ini. Tidak seperti biasanya memang, terlihat tujuh belas kapal perang Mataram-Parahiyangan berlabuh. Biasanya, hanya kapal dagang mereka saja yang, jika memang sudah musimnya untuk bertukar komoditas, berlabuh di pelabuhan Bima.
      Satu grup kapal perang terdiri dari minimal tiga buah kapal, berarti paling tidak ada lima grup yang diterjunkan oleh Kerajaan Mataram - Parahiyangan kali ini, jumlah yang tidak sedikit. Selain kapal-kapal dagang dan perang, jumlah sampan juga ternyata cukup seimbang.Â
Berlalu-lalang di sekitar pelabuhan, mereka datang dari pulau-pulau di sebelah barat dan timur. Membawa barang dagangan kebutuhan sehari-hari atau mengambil barang-barang dagangan dari luar Nusa di pulau utama. Ini adalah salah satu hal yang membuat kemunculan misterius tiga buah sekoci di utara pelabuhan menjadi agak terabaikan. Bentuknya yang kecil dan hampir sama dengan sampan, namun kalah panjang, menjadikannya tidak terlihat mencolok.Â