Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Catatan Abdi Dalem (Bagian 5, Buton) - Madrasah Dayanu

17 Maret 2024   07:00 Diperbarui: 17 Maret 2024   07:12 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Nama lengkap saya Tuarade, santri Madrasah Dayanu Tingkat sepuluh. Saya asli kelahiran Buton, namun pernah tinggal di Jawa. Saya sering kemari karena mendapatkan tugas untuk mendidik penduduk sekitar mengenai agama, biasanya kami yang telah menjalani tahun ketiga di tingkat sepuluh harus bisa mengajarkan ilmu yang kami miliki kepada penduduk sekitar," jelasnya.

            "Wah, hebat juga ya santri Madrasah Dayanu bisa mengajar penduduk di sini," ucap Dalem.

            "Ah, itu hal yang lumrah kok bagi kami. Alhamdulillah saya ditugaskan di sekitar Pasar Wolio. Ada yang ditugaskan ke arah pegunungan atau bahkan ke pulau sebelah utara menggunakan kapal," lanjutnya.

            "Itu semua kami kerjakan ikhlas Lillahita'ala dan memang termasuk salah satu tugas kami sebagai santri mengajarkan apa yang kami peroleh dari Madrasah kepada masyarakat."

            "Masyaallah.. Beruntung sekali kita bisa bertemu Mas Rade di sini... Oh iya berapa lama ke arah Madarasah Mas Rade?" tanya Dalem.

            "Hmm, jika ditempuh berjalan kaki sekitar tiga jam lebih karena berada agak naik di dataran tinggi, berdekatan dengan pusat Kesultanan Buton."

            "Oh iya, rencananya saya akan menuju ke sana setelah ini sehingga pas waktu Zuhur bisa sampai di sana..."

            "Wah, kebetulan sekali Mas. Kami ikut Mas Rade kalau begitu, ah, kalau diizinkan tentunya," Abdi menambahkan sambil tersenyum.

            "Tentu saja boleh Mas Abdi dan Mas Dalem.. Oh iya kalian sudah membawa bekal sendiri kan? Saya kebetulan tidak membawa cukup uang untuk bertiga."

            "Jangan khawatir masalah itu Mas Rade, kami diberi bekal yang cukup dari Rad..."

            "Hush!" Dalem menyikut Abdi segera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun