Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Horor Artikel Utama

Rumah Kosong

14 Mei 2023   14:30 Diperbarui: 29 Mei 2023   22:44 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya kuambil HP di sampingku, bergerak ke arah pintu kamar dan membukanya. Sekilas seperti ada bayangan yang lewat di cermin, namun lagi-lagi aku mengabaikannya, meskipun ada tampakan sebentar seperti rambut yang panjang.

"Ah, sepertinya aku butuh udara segar," ucapku lirih. 

Di depan kamar mandi aku berkata pelan kepada Rini, "Rin, aku cari sarapan dulu ya, nanti kubelikan dua kok," lalu berjalan menyusuri ruang tengah menuju ke ruang tamu untuk membuka pintu. 

Kuputar kunci pintu, ada suara-suara dari kamar mandi di belakang, aku berpikir itu hanya Rini yang entah sedang mandi atau apa. Kuncinya agak macet, baru setelah beberapa kali mencoba akhirnya ia dapat memutar terbuka. Tiba-tiba suara di belakang menghilang, meskipun suara air tetap ada. 

Aku berbalik ke arah belakang dan menatap pintu kamar mandi di ujung, di bagian bawahnya seperti ada sedikit rambut yang keluar. Entah mengapa aku sedikit merinding, sepertinya ada pemandangan ganjil yang ditangkap oleh alam bawah sadarku, tetapi pikiranku kembali mengingatkanku kalau mungkin saja aku salah lihat.

"Mungkin aku lelah dan butuh asupan energi dulu, ah, sudahlah..." lagi-lagi aku mengabaikan pemandangan yang barusan kulihat. Entah itu kelereng atau apa yang berada di bagian bawah pintu kamar mandi.

Aku pun berjalan santai keluar rumah setelah menutup pintunya. Kubuka kunci HP, ada beberapa pesan masuk.

Maaf Da, aku ga bisa...

Aku mengernyit, itu pesan dari Rini, ada degup kencang yang terasa di dada ketika aku melihat bagian depan pesan itu sebelum mengetuknya pelan untuk membuka keseluruhannya.

Maaf Da aku ga bisa nemenin malam ini, maaf ya, soalnya di jalan barusan ada tabrakan, eh ternyata itu tetanggaku. Oh iya, HP tidak sempat kucek saking sibuknya membantu mengurus persoalan di RS.

Seluruh bulu kudukku berdiri, kilasan-kilasan bayangan perempuan berambut panjang di sebelahku, yang kini berada di kamar mandi, berkelabatan tak menentu di pikiran, membuat perasaan takut dan aneh yang janggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun