Aku kembali bingung, ada apa dengan HP ku? Mengapa ia mengetik sendiri, pastilah ada kesalahan. Duh, mana ngantuk sekali mata ini, aku pun meletakkan HP di samping kepalaku sambil merebahkan kepala ke samping dan menutup mata dengan niat beristirahat sejenak. Tak diduga ternyata aku ketiduran.
Tes.. tes.. tes...
Suara air yang kudengar saat terbangun di tengah malam, aku segera megecek HP yang ternyata memang menunjukkan tepat pukul dua belas malam.Â
Aku melihat sekeliling menuju ke suara air jatuh itu yang ternyata berasal dari AC. Hawa yang semula sejuk menjadi agak panas sebab selain air yang menetes, AC-nya juga ikut mati. Entahlah, aku mengerjap sebentar ke sebelah, kulihat sesosok perempuan dengan rambut panjang memunggungiku.
"Ah, ternyata Rini sudah sudah tertidur pulas," aku yang masih mengantuk hanya berpikir untuk meneruskan tidur kembali.
Teng, teng, teng
Ada suara-suara seperti besi yang beradu, aku beberapa kali terbangun, sempat kulihat perempuan di sebelahku terduduk dan membelakangiku, rambut panjangnya terurai hampir sampai ke pinggang. Aku hanya berkata pelan, "mungkin kucing Rin, sudah tidur saja..."
Meskipun terbangun-bangun, akhirnya malam terlewati juga, anehnya aku seperti hanya tidur sendiri di sisa malam. Beberapa kali ada bayangan di cermin, tetapi aku malas mengecek dan melihat ke arah situ dan lebih memilih untuk segera menutup kedua mata kembali karena rasa kantuk seperti masih menempel di pelupuk mataku.
Seberkas sinar mentari pagi terlihat dari balik jendela yang tertutup gorden, aku melihat ke arah samping, tak ada Rini di sana. Tak ada juga bekas kasur tidur portabel yang tergeletak, mungkinkah Rini sudah membereskannya dan bergegas ke luar kamar?Â
Lalu terdengar kembali suara air dari dalam kamar mandi. Aku masih merasa ngantuk dan agak pusing karena terbangun-bangun dan tak nyenyak tidur semalam.Â
Namun demikian ada hal baru yang kurasakan, perutku keroncongan, aku lupa tak makan malam karena sibuk mengemas keperluan menginap semalam.Â