Ziya: aku kira kamu tidak rindu padaku.
Zayne: kali ini tidak perlu banyak suara. Cukup kamu dan hati yang siap menerima. Kalau begitu mari kita pulang ibu dan kakakmu sudah khawatir.
Ziya: kau berhutang banyak cerita padaku Zayne.
Zayne tertawa mendengar ucapan itu. Kini Ziya menyadari bahwa tokoh utama tanpa peran tokoh kedua tidak akan ada kisah cerita. Selayaknya seorang penulis yang membukukan cerita cintanya untuk diabadikan pun akan tersampaikan diwaktu yang tepat.
--End--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H