Ziya tidak menjawab. Dia hanya tertunduk diam tidak berbicara apapun dan membiarkan kakaknya memarahi.
Alden: Zayne bilang pada kakak, semalam kamu tampak berbeda dan berubah. Kenapa kamu seakan membuat jarak dengannya?. Zayne teman kecilmu dek. Dia ingin berkomunikasi denganmu lebih baik lagi.
Ziya: kak jangan buat seakan-akan ini salah Ziya bisa??. Kak Alden memangnya tau bagaimana pertemuan kembali kami seperti apa?. Tiba-tiba di suatu hari baik yang dimana aku senang dia datang dan kembali, tapi di satu sisi perubahan dia yang menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan yang harus dijelaskan.
Alden yang mendengar hal itu pun merasa kasihan dan tidak tega pada adiknya. Banyak hal yang terjadi begitu besar kepada Ziya sampai pada akhirnya harus menjadi diri dia yang lain. Ziya pun mulai menitiskan air mata kembali. Ziya kini bersiap  menuju studio.
Sebenarnya Ziya hari ini banyak sekali yang harus dibuat. Tetapi pikirannya tidak fokus dan selalu teralihkan momen bersama Zayne. Disamping itu, notifikasi pesan muncul di layar handphone Ziya. Ziya hanya membaca pesan tersebut tidak membalasnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, Ziya masih berada di dalam studio. Rekan-rekannya sudah banyak yang mengajak nya untuk pulang. Namun Ziya masih ingin berada di dalam studio sebentar. Alden terus menghubungi Ziya terus menerus, tapi tidak diangkat. Bunda Clarina pun cemas dengan anak gadisnya belum pulang.Â
Scene 3
Waktu terus berjalan sampai jam 8 malam. Ziya baru menyelesaikan kriya nya dan hendak bersih-bersih. Saat Ziya keluar dari studio, situasi diluar hujan deras tidak memungkinkan Ziya untuk bisa pulang sekarang. Tak lama Ziya menunggu hujan reda ada mobil yang berhenti di depan studio. Ziya mengenali mobil tersebut.
Ziya: Zayne...?
Zayne: Ziya..maafkan aku. Aku sudah dengar semuanya dari Alden. Maaf sudah membuat jarak yang antara yakin dan ragu. Tidak bisa mengontrol perasaan dan logika. Aku banyak berubah dan tidak menepati janji.
Ziya: Zayne aku cuman ingin kamu tahu bahwa selama ini yang kurasakan adalan sendiri saat kamu hadir.
Zayne: aku tau, aku minta maaf. Aku nggak mau menyakitimu dengan kehadiran aku yang bertahun-tahun tidak menepati janji. Aku merindukanmu Ziya.