Ibu Razva: Zayne ini loh Ziya sapa dulu kalian sudah lama sekali tidak bertemu.
Mendengar omongan ibunya Zayne hanya fokus menuruni barang dan tidak melihat ke arah Ziya sedikitpun. Ziya yang melihat itu hanya bisa tersenyum paksa.
Ibu Razva: mungkin dia kecapean tadi menyetir dari Jakarta.
Ziya: iya gapapa tan, kalau begitu Ziya masuk dulu ke dalam panggil bunda.
Ziya pun masuk kedalam rumah menghampiri Bunda Clarina. Memberi tahu bahwasannya keluarga Zayne kembali. Disisi lain, Ziya merasa kalau tatapan Zayne dingin dan asing. Namun dia berpikir mungkin apa yang dibilang Ibu Razva benar. Malam harinya Ibu Razva mengundang keluarga Ziya untuk makan malam dirumahnya. Tetapi hanya Bunda Clarina dan Alden saja yang bisa ikut makam malam bersama. Ziya Mendadak harus menyelesaikan orderan kriya ukiran kayu untuk klien besok pagi.Â
Besok paginya Alden dan Bunda Clarina yang sedang sarapan di ruang makan, melihat Ziya yang terburu-buru menuruni tangga dan sudah siap untuk pergi ke studio pameran seni rupa. Bunda Clarina sempat menyuruh Ziya untuk sarapan terlebih dahulu, tetapi nampaknya tidak bisa. Akhirnya dibuatkan bekal untuk Ziya makan nanti.
Alden: jangan lupa nanti siang jadwal mu untuk check up ya.
Ziya: iya setelah pameran selesai aku kesana.
Bunda Clarina: hati-hati di jalannya ya nak, kabari jika sudah sampai.
Pameran kriya seni rupa selesai menunjukan di jam 2 siang. Ziya pun melihat notifikasi pesan dari Alden. Mengingat percakapan tadi pagi, bahwa dia sudah janji pada Alden datang ke rumah sakit untuk kontrol sore hari. Saat sampai di rumah sakit, Ziya terus menghubungi Alden namun tidak diangkat. Seseorang menghampiri Ziya yang sedang merasa kesal ditengah menelpon Alden. Ziya pun tidak menyadari kehadiran orang tersebut. Sampai akhirnya orang tersebut memanggil nama Ziya.
Zayne: Ziya.