Mohon tunggu...
Regiana Alkha Febrianty
Regiana Alkha Febrianty Mohon Tunggu... Lainnya - freelance

Saya mempunyai hobi menulis karena dengan menulis saya bisa menyalurkan isi pikiran saya, dan juga hobi bernyanyi atau mendengarkan musik hal ini bisa meringankan stres saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Merantau Demi Masa Depan

16 Desember 2024   13:51 Diperbarui: 16 Desember 2024   13:51 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku pulang ya, maaf barusan aku berbicara seenaknya." Kata Sari sambil pergi meninggalkan mereka bertiga

            Sekarang di garduh  itu hanya ada Sinta, Asep, dan Wanda. Sedangkan Sari pulang dengan tangisannya, Sari merasa sakit hati dengan ucapan Sinta, namun setelah hampir sampai di rumah, Sari segera menghapus air mantanya karena Sari tidak ingin orang tuanya mengetahui masalah dia.

"Tumben sudah pulang?" pertanyaan Ibu Sari

"Iya bu, HP aku ketinggalan." Jawab Sari

"Oh gitu, yaudah deh jangan pergi lagi bersih-bersih sana." Kata Ibu

"Siap ibu." Sari meninggalkan ibunya dan bersih-bersih

Di garduh, Asep ngomong ke Sinta. "Sin kenapa kamu ngomong gitu ke Sari, keterlaluan loh omongan kamu tadi."

"Dia juga sama kok, jangan belain dia terus deh." Sinta masih saja emosi

"Gini ya Sin, aku tidak akan berpihak kepada siapa pun karena kamu begitu pun Sari salah, salahnya di mana dengarin ya kamu juga Asep. Sari mulai terpancing emosi saat kamu Sep bernada tinggi, ya Sari sebagai anak ingin membalas budi kepada orang tuanya dengan cara pergi kerja ke kota, dia benar kok kita enak udah disusun rapi oleh orang tua kita harus ngapain karena kita orang berada, berbeda dengan Sari hidupnya pas-pasnya jadi ingin membuat orang tua dia bangga dengan menghasilkan uang, sedangkan kita juga sama ingin membahagiakan orang tua kita dengan cara malanjutkan bisa di bilang bilang bisnis orang tua kita. Sari itu gak pernah mengungkapkan isi hatinya kecuali terpancing, dia selalu bahagia, dia seolah tidak pernah kekurangan dalam ekonomi tapi aku liat saat kita beli barang couple itu, dia tersenyum namun mata dia mengatakan kalau sebenarnya dia sedih tidak bisa sama seperti kita. Aku gak berani ngomong ke dia takut dia tersinggung. Dan untuk kamu Sinta kamu terlalu emosi, tidak dipikirkan lagi sampailah terjadi pertengkaran itu, sampai keluar ucapan yang enggak enak didengar, aku liat tadi Sari nangis makanya dia pulang duluan." Wanda mencoba memberikan penjelasan kepada Sinta dan Asep

"Apa nangis" Asep syok mendengarnya

"Iya nangis Sep, saran aku kita harus minta maaf ke dia terutama kamu Sin." Ucap Wanda sambil menegaskan pada Sinta.  Namun Sinta seolah tak mendengar omongan Wanda, malah mengajak mereka berdua pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun