Mohon tunggu...
Red Carra
Red Carra Mohon Tunggu... -

Blogger. Visual Communicator. Web and Social Media Worker.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Hari Pahlawan] Tembang Kala Langit Jingga

10 November 2013   06:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:22 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cucu...

Pikiranku menerawang.

* * *

"Apa?" Edah bagaikan menyalak begitu kakiku menyentuh lantai warungnya.

Aku marah diperlakukan seperti itu? Ah, tidak. Biasa saja.

"Mau apa? Ngutang lagi?" tanyanya menggelegar.

"Beras saja, Dah. Setengah kilo saja." Aku mendekat ke arah meja jualannya.

"Heh! Yang kemarin saja sudah sampai tigaratus tigabelas ribu! Kapan kaubayar?" tanyanya sambil memicingkan mata.

"Minggu depan Mbak Utari ngirim uang, Dah. Aku bayar semuanya. Kasihan Simbok, sakit dan belum makan nasi sedari kemarin. Aku belum dapat uang dari gaplek," jawabku masih dengan nada lembut. Nyaris menghiba.

Edah terdiam, menatapku masih dengan mata terpicing. Namun dia mulai bergerak untuk mengambilkanku setengah kilo beras, seperti yang kuminta.

Tak lama kemudian, aku pulang.  Sesampainya di pagar rumah, aku mendapati pintu depan terbuka lebar. Aneh. Padahal aku tak pernah meninggalkan pintu dalam kondisi terbuka begitu. Angin akan masuk, dan itu akan membuat Simbok semakin parah sakit paru-parunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun