Mohon tunggu...
Rida Husna
Rida Husna Mohon Tunggu... Freelancer - ... karena membatja adalah koentji! nirwana aksara di www.pustakabukubekas.com

suka kata tanpa banyak bicara, suka angka tanpa banyak wacana.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

5 Cara Menguak Stabilitas Sistem Keuangan

28 Juli 2019   20:30 Diperbarui: 29 Juli 2019   06:00 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil dari Liputan6.com

"Yah, namanya juga nasabah sedang emosi, Kak!" timpal suara kedua bernada setengah tak setuju.

"Apa pun alasannya, itu tak bisa dibenarkan. Sangat berisiko dan dapat berakibat sistemik bagi sistem keuangan nasional!" suara pertama tegas berujar.

"Bisa menyebabkan nasabah bank-bank lain ketakutan dan tanpa pikir panjang mengambil tindakan serupa, menarik simpanan mereka di bank masing-masing?" suara ketiga menangkap cepat.

 "Itu dia. Jadi kita harus terus mengasah diri agar intelijensi finansial kita tak jongkok," ucap suara kedua yakin.

***

Ya, intelijensi finansial. Itulah poin kelima terkait stabilitas sistem keuangan. Di sini, setiap orang dituntut mawas diri dan menyadari bahwa ada banyak ranjau dalam dunia finansial. Tanpa pengetahuan yang solid, siapa pun bakal mudah terseret menjadi korban ketidaktahuan dan mungkin juga ketamakannya sendiri. Ibarat pesawat, setiap individu harus belajar terbang seefektif dan seaman mungkin dengan mengenali apa yang disebut daya dorong ke depan/tailwinds sekaligus ada kekuatan sebaliknya yang justru mengarah ke belakang/headwinds.

"Tailwinds, headwinds? Apa itu?" suara kedua penasaran.

"Aku sebenarnya masih terus menggali. Sejauh yang bisa kucatat, tailwinds dan headwinds adalah beragam faktor yang harus dipertimbangkan oleh individu dalam upayanya menggapai sistem keuangan pribadi yang stabil," terang suara pertama.

"Dan faktor-faktor itu meliputi sejumlah aspek makroekonomi seperti inflasi, tingkat suku bunga acuan, dan pajak. Terus  ada pula aspek makroprudensial yang lebih njelimet," imbuhnya.

"Begitukah?" kejar suara ketiga.

"Yah, setidaknya itu yang kutahu. Dalam spirit mengejar kesejahteraan individu, terkait aspek makroekonomi misalnya, apa yang kau lakukan dengan uangmu harus selalu mempertimbangkan ketiga faktor di atas," tambah suara pertama lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun