Mohon tunggu...
Rokhmin Dahuri Institute
Rokhmin Dahuri Institute Mohon Tunggu... Dosen - Rokhmin Dahuri

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – IPB; Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI); Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI Pusat; Member of International Scientific Advisory Board of Center for Coastal and Ocean Development, University of Bremen, Germany; Honorary Ambassador of Jeju Islands Province and Busan Metropolitan City, Republic of Korea to Indonesia; dan Menteri Kelautan dan Perikanan – RI (2001 – 2004).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun Kompetensi dan Enterpreneurship Generasi Muda

22 Maret 2017   10:52 Diperbarui: 22 Maret 2017   19:00 1424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayangkan, dengan penduduk 7 miliar jiwa saja, dunia sering dilanda krisis pangan, energi, dan air.  Oleh sebab itu, tanpa adanya perbaikan revolusioner tentang cara-cara umat manusia memproduksi komoditas, barang dan jasa; mengkonsumsi pangan dan SDA lainnya serta membuang limbah; dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi, maka dikhawatirkan dunia akan lebih sering mengalami berbagai macam krisis.

Keempat adalah berubahnya unsur-unsur yang menentukan daya saing suatu bangsa (Dahlman, 2010).  Di masa lalu, daya saing sangat bergantung pada keunggulan komparatif yang dimiliki oleh suatu bangsa.  Namun, sekarang dan di masa mendatang, daya saing tidak hanya bergantung pada harga dari faktor-faktor produksi atau keunggulan tekonologi tertentu.  Melainkan lebih ditentukan oleh: (1) inovasi yang terus menerus, (2) kualitas sistem pendidikan dan pelatihan, (3) efisiensi sistem transportasi dan komunikasi, dan (4) kondisi lingkungan yang mendukung daya saing suatu bangsa (a supportive enabling environment).

Oleh sebab itu, kecepatan di dalam mengembangkan dan menyebarluaskan (dissemination) pengetahuan (knowledge) serta inovasi kepada seluruh lapisan masyarakat menjadi unsur yang semakin penting bagi daya saing serta kemajuan suatu bangsa.  Dalam konteks ini, yang dimaksud dengan inovasi bukan hanya berupa penemuan produk atau proses produksi baru dan cara (teknik) untuk menghasilkannya, tetapi juga termasuk teknik-teknik organisasi dan manajemen yang lebih baik, dan model-model bisnis yang lebih baik, sehingga pelaksanaan bisnis (doing business) akan lebih cepat, produktif, efisien, murah, dan aman (Palmisano, 2006).

V. PETA JALAN PEMBANGUNAN EKONOMI MENUJU INDONESIA YANG MAJU, SEJAHTERA, DAN BERDAULAT

Beranjak dari potensi (modal dasar) pembangunan, kondisi internal (pembangunan) Indonesia, dan dinamika kecenderungan global seperti  diuraikan di atas. Maka, supaya Indonesia bisa menjadi negara-bangsa besar yang maju, adil-makmur, dan mandiri pada 2040, kita seluruh komponen bangsa harus bekerja cerdas, keras, ikhlas, dan saling sinergis untuk menggapai kelima tujuan berikut.

Pertama, kita harus segera membangun kedaulatan pangan, energi, air, SDA esensial lain yang terkandung di bumi Indonesia, dan sarana pertahanan.  Berdasarkan pada potensi yang kita miliki, Indonesia sebagai negara bahari dan agraris tropis terbesar seharusnya mampu membangun ketahanan pangan, energi, air, dan SDA esensial lainnya.  Dan, hal ini merupakan harga mati.  Sebab, suatu negara-bangsa dengan penduduk lebih dari 100 juta jiwa, bila kebutuhan pangannya bergantung pada impor, maka diyakini negara-bangsa tersebut tidak mungkin menjadi maju, sejahtera, dan berdaulat (FAO, 2000).  Demikian pula halnya dengan kedaulatan energi, air, dan SDA esensial lain yang bisa kita produksi di dalam negeri.

Kedua, kita mesti mengembangkan daya saing ekonomi nasional dengan cara memproduksi barang dan jasa yang kompetitif. Ciri dari barang dan jasa yang kompetitif adalah: (1) kualitasnya unggul (top quality), (2) harganya relatif murah, dan (3) jumlah volume produksi (supply) nya dapat memenuhi kebutuhan konsumen (pasar) dalam negeri maupun ekspor setiap saat diperlukan.

Ketiga, kita harus dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi (rata-rata di atas 7 persen/tahun), inklusif, dan berkelanjutan (sustainable).  Dalam hal ini, yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi inklusif adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat menyediakan lapangan kerja dalam jumlah besar (sekitar 400.000 tenaga kerja untuk setiap 1 persen pertumbuhan) dan mensejahterakan seluruh rakyat secara adil.  Selain itu, pertumbuhan ekonomi itu jangan hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Bali serta di kota-kota besar lainnya, tetapi harus tersebar secara merata dan proporsional di seluruh wilayah NKRI.

Keempat, kita harus segera mengupayakan agar seluruh penduduk yang mencapai usia kerja (sekitar 125 juta orang) dapat bekerja dengan penghasilan yang mampu mensejahterakan diri beserta seluruh anggota keluarga nya. Atau, besarnya angka pengangguran tidak melebihi 4 persen dari total angkatan kerja.

Kelima, kita harus memeilhara atau meningkatkan daya dukung dan kualitas lingkungan hidup beserta SDA yang terkandung di dalamnya.  Hal ini sangat krusial untuk memastikan bahwa pembangunan sosial-ekonomi dapat berlangsung secara sehat dan berkelanjutan.

Dalam rangka merealisasikan kelima tujuan pembangunan diatas, berikut ini adalah uraian mengenai kebijakan, program, dan strategi pembangunan bidang perekonomian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun