Mohon tunggu...
Ratih Prasedyawati
Ratih Prasedyawati Mohon Tunggu... Guru - Guru di sekolah swasta

saya Ratih Prasedyawati tinggal di kota Bekasi, hobi saya menulis, membaca dan beberes

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jumat Berkah Dengan Jariyah Ilmu? Kenapa Tidak!

10 Februari 2024   16:21 Diperbarui: 10 Februari 2024   17:45 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini sering sekali kita mendengar kegiatan Jumat berkah, baik di masjid, di lingkungan sekitar misalnya di jalanan. Kegiatan Jumat berkah terus menjamur di mana-mana, membagikan  berupa makanan atau minuman. Jumat berkah dengan berbagi kepada sesama semakin menyebar dimana-mana sampai ke sudut-sudut desa di berbagai  kota di Indonesia ini. Tradisi  ini sangat bagus dan bermanfaat, jadi harus terus dibudayakan. 

Sekarang-sekarang ini tradisi Jumat berkah yang berupa ilmu pun sudah banyak dilakukan diantaranya Jumat berkah Jariyah Ilmu yang selalu dilakukan setiap Jumat oleh Bapak  H. Nur Alam seorang pendidik, beliau pernah mengajar di Yayasan Mesjid PB. Soedirman Cijantung Jakarta, Beliau juga pernah sebagai Ketua Majelis Dikdasmen . Yayasan Masjid PB. Soedirman jl. Raya Bogor Km. 24, Cijantung Jakarta Timur. Jumat berkah berupa jariyah ilmu yang Bapak H. Nur Alam yaitu dengan menulis berbagai pengetahuan dengan berbagai tema. Jariyah ilmu yang beliau tuliskan dibagikan lewat grup-grup sosmed Beliau, tidak ketinggalan Grup Guru-guru    SMA Islam PB. Soedirman 1 Kota Bekasi pun selalu mendapatkan sharean Jumat berkah Jariyah Ilmu tersebut, yang sering dishare oleh Bapak Kepala sekolah SMA Islam PB. Soedirman 1 Kota Bekasi.

Kata Bapak Nur Alam "Niat saya menulis Jumat Berkah hanya ingin jariyah ilmu (da'wah bil qalam)". Tulisan- tulisan Bapak Nur Alam sangat bagus-bagus dan bermanfaat. Bagi yang membacanya pasti akan dibaca sampai tuntas karena dalam penyampaian pun sangat bagus dan tertata, jadi yang membaca akan mudah memahaminya.

Berikut adalah beberapa tulisan yang Bapak H. Nur Alam tulis dan di bagikan di setiap hari Jumat dalam rangka Jumat berkah Jariyah ilmu


THE GREATEST POWER

Bapak H. Nur Alam menyampaikan, Jangan pernah remehkan kekuatan sebuah do'a. Do'a adalah senjata yang sangat ampuh (the greatest power) dalam hidup dan perjuangan setiap Muslim.

Do'a adalah senjata paling ampuh yang digunakan para Rasul dalam menghadapi berbagai situasi sulit. Demikianlah pula Rasulullah SAW. dalam berbagai peperangan dan masa sulitnya selalu memanjatkan do'a sambil menghadap kiblat dengan penuh ketulusannya. 

Seperti dalam perang Badar, jumlah pasukan Musyrik tiga kali lipat dari pasukan Muslim. Do'a tulus Rasulullah dikabulkan, "Ya Allah wujudkanlah apa yang Engkau janjikan. Ya Allah berikanlah apa yang Engkau janjikan. Ya Allah, jika kami ini binasa, maka tidak ada yang akan menyembah Engkau lagi di muka bumi ini."

Siapapun yang enggan berdo'a adalah bentuk kesombongan diri. Firman Allah, "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari berdo'a kepada-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina." (QS. 40:60).

Oleh karena itu, jangan pernah tinggalkan senjata yang satu ini. Tidak semua orang mampu menggunakannya, kecuali orang-orang yang beriman. Ibnu Hajar berkata, "Setiap orang yang berdo'a akan dikabulkan, hanya saja pengabulan itu berbeda-beda. Kadang dikabulkan sesuai dengan permintaan, dan kadang diganti dengan sesuatu yang lain."

Saudaraku, dalam hitungan 5 hari lagi perjuangan kita untuk meraih perubahan yang lebih baik di negeri ini akan ditentukan pada 14 Februari 2024. Sudah terasa sangat sesak dada ini dan ingin segera terbebas dari belenggu kepemimpinan yang menabrak-nabrak konstitusi, etika dan moral dalam 10 tahun terakhir ini.  

Maka, saatnya kita jangan pernah lagi memilih pemimpin zhalim, meski seorang kyai yang menyuruhnya. Diriwayatkan dari Imam Bukhari, "Tidak ada kewajiban mentaati kepada mahluk dalam maksiat kepada Allah. Ketaatan itu hanya dalam hal yang ma'ruf." Menurut As-Sa'di, Al-Ma'ruf adalah perbuatan kebaikan dan perbuatan ketaatan serta semua yang diketahui baiknya oleh syariat dan oleh akal sehat.

Lebih tegas lagi, dalam memilih pemimpin 2024 nanti, kita wajib mengikuti perintah Rasulullah SAW., "Siapa saja di antara mereka yang menyuruh kalian untuk maksiat kepada Allah, maka tidak ada kewajiban mendengar dan mentaatinya."

(HR. Bukhari).

Dalam Islam, jangankan urusan kepemimpinan, urusan keluar masuk WC, urusan makan dan minum dengan duduk dan menggunakan tangan kanan, dan hal-hal yang ringan-ringan, semua sudah diatur dalam agama. Apalagi urusan kepemimpinan yang maslahatnya sangat besar untuk manusia, harus mengikuti syariat Allah dan tuntunan Rasulullah. 

Di sisi lain, perlawanan terhadap presiden yang menabrak-nabrak konstitusi, etika dan moral kian masif belakangan ini. Terlebih lagi perlawanan masif ini datang dari forum rektor, kaum intelektual dan akademisi di Kampus. Hal ini menunjukkan begitu serius dan kritis masalah tata kelola pemerintahan dan kehidupan demokrasi, terutama dalam menghadapi Pemilu 2024 ini.

Apa yang harus kita persiapkan? Perhatikan firman Allah, "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedang Allah mengetahuinya...."

(QS. 8:60).

Setelah berbagai persiapan, kekuatan dan strategi syar'i sudah dan sedang dilakukan, mulai tim relawan pejuang, sumber anggaran, rencana calon, deklarasi, konsolidasi partai pengusung, sosialisasi program, debat publik sampai kampanye akbar, maka ada satu senjata ampuh yang tidak bisa diremehkan, yaitu kekuatan do'a-do'a kita umat Islam.

Maka, setiap kita wajib mengikhlaskan niat, menguatkan hati, memfokuskan pikiran, memantapkan langkah dan menetapkan pilihan dengan washilah shalat hajat, tahajjud, tilawatil qur'an, do'a-do'a, ma'tsurat, wirid, dzikir, munajat, pengharapan dan permohanan untuk merengguk Al-Quwwah Al-Ilahiyyah (kekuatan Allah).

Terakhir, bukti sayangnya Rasulullah SAW. kepada umatnya, beliau membimbing kita dengan do'a ini, "Ya Allah, siapa saja menangani urusan dari urusan umatku, kemudian dia mempersulit umatku, maka sulitkanlah urusan dia." Mari kita AMIN-kan do'a Rasulullah ini.  

Beliau pun menyimpulkan tulisannya yaitu Do'a adalah senjata yang sangat ampuh bagi setiap orang yang beriman untuk meraih kemenangan dalam puncak semua perjuangannya.

Sudah banyak umat-umat terdahulu yang Allah tolong dari berbagai ujian perjuangannya, berkah dari do'a-do'a yang mereka mohonkan dengan ikhlas.

------------------------------------------------------------------

Kranggan Permai, Jum'at Penuh Berkah, 28 Rajab 1445 H./9 Februari 2024 M. Pukul 05.13 WIB.Bismillaah,

 THEY WILL LIVE IN THEIR TIME 

Dalam paparan Jumat berkah  Bapak H. Nur Alam pada 2 Jumadil Akhir 1445 H./15 Desember 2023 M. Pukul 04.55 WIB, Kranggan Permai. Beliau menyampaikan membekali hidup untuk Generasi Z pastinya berbeda dengan generasi sebelumnya. Karena mereka akan hidup pada zamannya (They will live in their time).

Generasi Z atau Gen Z, adalah kelompok orang yang lahir antara tahun 1997 dan 2012. Mereka adalah generasi yang tumbuh di era digital, di mana teknologi dan media sosial menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dari kehidupannya.

Ada sebuah nasehat fenomenal dari Ali bin Abi Thalib RA., "Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian".

Terlebih lagi Allah sudah mengedukasi para orang tua dalam mendidik anak-anaknya, "Sesungguhnya telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik, bagi orang yang mengharap Allah dan hari kiamat, serta berzikir kepada Allah dengan banyak" (QS. 33:21).

Al-Qur'an menyebutkan bahwa sosok generasi hebat adalah seseorang yang memiliki sejumlah karakter, semisal sikap kritis dan penggerak masa depan. Seperti figur Nabi Ibrahim ketika mudanya, yang tegas dan kritis tapi penyayang. "Mereka (yang lain) berkata, "Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim" (QS. 21:60).

Menurut para ahli bahwa Gen Z memiliki harapan, perspektif kerja yang berbeda, karakter yang beragam, global dan memberikan pengaruh pada budaya dan sikap masyarakat yang berada di sekitar mereka. Contoh, dalam pemanfaatan teknologi yang begitu masif dilakukan oleh Gen Z, ini menjadi ciri khas dari kehidupan mereka.

Fear Of Missing Out (FOMO) menjadi istilah yang tidak asing lagi di kalangan milenial maupun Gen Z. Narasi itu diartikan sebagai perasaan takut ketinggalan trend, kurang update atau potensi untuk terkoneksi dengan orang lain yang muncul dalam diri seseorang.

Hadirnya FOMO ini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan. Karena karakter Gen Z memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang berbagai hal, khususnya hal-hal baru. Mereka menggali berbagai hal dari sumber-sumber informasi yang tersebar dan mudah diakses saat ini. Maka, pendidikan harus mampu memfasilitasi berbagai kompetensi yang dibutukan peserta didiknya, bukan hanya dalam konteks pembelajaran saja, tetapi yang lebih penting adalah bekal keterampilan hidup (Life skill) mereka.

Makna Life Skill itu sendiri adalah kecakapan atau keterampilan hidup yang dimiliki oleh seseorang untuk berani menghadapi berbagai masalah kehidupan secara wajar, kemudian secara kreatif, kolaboratif dan komunikatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya.

Mengapa harus memprioritaskan keterampilan hidup (Life skill)? Iya, karena mereka akan hidup bukan pada zaman kita hidup. Kekinian, keterampilan di Abad 21 dikenal dengan 4C, yaitu Critical Thinking (berpikir kritis), Creativity (berkreativitas), Collaboration (berkolaborasi) dan Communication (berkomunikasi).

Di samping bekal life skill, Generasi Z juga harus dibekali dengan soft skill. Keterampilan ini menunjukkan bagaimana seseorang dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain di dalam kesehariannya. Life skill dan soft skill sangat membantu mereka dalam beradaptasi dan bertahan menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari yang penuh kompetisi.

Di sisi lain, hari-hari ini perhatian para orang tua sedang fokus pada nilai-nilai rapor anak-anaknya setelah mengikuti penilaian akhir semester atau sumatif akhir semester di sekolah, yang cenderung mengukur capaian akademiknya, di samping sikap dan keterampilannya. Mereka sangat khawatir ketika capaian akademiknya jeblok.    

Dalam pandangan Islam, bukan itu yang harus dikhawatirkan oleh para orang tua terdidik (well-educated parents) hari ini. Bekal dan nutrisi hidup untuk anak-anak Generasi Z adalah seperti pesan Rasulullah SAW., "Tidak ada pemberian orang tua yang paling berharga kepada anaknya daripada pendidikan adab (akhlak mulia)" (HR. Bukhari)

Mengapa demikian? Karena, pertama, anak-anak itu amanah, hanya boleh dididik sesuai keinginan yang menitipkan-Nya, bukan sesuai hawa nafsu kita. Kedua, bukan tentang apa yang kamu tinggalkan untuk anak-anakmu, melainkan apa yang kamu tinggalkan dalam diri anak-anakmu.

Tidak lupa dalam bahasan  They Will In Their Time ini pun beliau menyimpulkannya. Kesimpulannya adalah membekali hidup Generasi Z dengan life skill dan soft skill bertujuan agar mereka mudah menjalani kehidupannya yang kompetitif pada zamannya.

Dalam menjalani kehidupan pada zamannya, mereka akan menjadi lebih mudah dan mulia, ketika mereka lebih dahulu dibekali adab sebelum dibelajarkan ilmu-ilmu.     

 

WE ONLY LIVE ONCE 

 

Selanjutnya di Jumat berkah berikutnya tidak ketinggalan Bapak Nur Alam pun menulis dan mengirim Jumat Berkah jariyah Ilmunya, saat itu beliau menyampaikan Hiduplah yang bermakna dan bermanfaat bagi banyak orang dan makhluk lainnya. Karena, kita hanya hidup sekali (We only live once) di dunia fana ini.

Selanjutnya kita akan dihidupkan kembali di akhirat nanti. Untuk apa? Untuk menghadap Allah, untuk dihisab, untuk dimintai pertanggungjawaban dan untuk mendapatkan balasan atas amal-amal kita selama hidup di dunia.

Ketika hidup ini hanya sibuk mengurus dunia dan segala perhiasannya, tentu tak kan ada habisnya. Karena dunia ibarat air laut, semakin diteguk semakin bertambah dahaga. Dan hidup ini bukan sekadar meraih cita-cita dunia, tapi yang terpenting meraih cita-cita untuk akhirat (QS. 6:32).

 Pesan Ibnu Rajab, "Wajib bagi setiap Muslim untuk bersegera beramal shalih sebelum dia terhalang melakukannya. Bisa terhalang karena sakit, meninggal dunia atau hal-hal lain yang membuat amalnya sudah tidak diterima lagi." Maka, dunia harus dijadikan ladang untuk beramal shalih, hasilnya akan dipetik di akhirat kelak (QS. 93:4).

Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas, bahwa aktivitas manusia yang orentasinya akhirat itu lebih baik daripada amal yang orentasinya hanya untuk dunia saja. Amalan yang hanya berorientasi dunia akan selesai ketika sudah wafat. Dan sebaliknya, akan membahagiakannya di akhirat. 

Di sisi lain, sesungguhnya hidup yang singkat ini tidak lebih dari 3 hari, yaitu hari kemarin, hari ini dan hari esok. Pertama hari kemarin adalah masa lampau yang telah kita lalui. Satu hal yang tidak dapat kita lakukan adalah kembali pada masa lalu yang telah terjadi.

Kedua, hari ini, di mana pintu masa lalu sudah ditutup dan pintu masa depan belum dibuka. Satu hal yang pasti adalah hari ini kita masih dapat mengerjakan banyak kebaikan, karena hari ini adalah kesempatan yang ada di genggaman kita. Dan ketiga, hari esok, di mana kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dan belum tentu masih hidup di hari esok.

Ada sebuah narasi yang menyesatkan, "Masa muda foya-foya, masa tua kaya raya, mati masuk surga". Mengapa sesat? Pertama, hidup berfoya-foya dalam Islam sangat dilarang keras, karena termasuk boros (tabzir) dan perbuatan syetan (QS. 17:26-27).

Kedua, hidup kaya raya, Islam tidak pernah melarang. Tapi harus dipertanggungjawabkan, dengan cara apa harta itu diperoleh? Untuk apa dibelanjakan? Dan sudahkah dikeluarkan zakat dan infaqnya? Ketiga, untuk masuk surga ada persyaratannya. Seperti berat manakah timbangan amal kebaikan dibandingkan dengan timbangan perbuatan dosanya?

Ingatkah ketika Ibnu Mas'ud RA., menceritakan bahwa Rasulullah tidur di atas tikar, ketika bangun ada bekasnya. "Wahai Rasulullah, bagaimana kalau kami sediakan kasur untukmu," tanyanya. Rasululah menjawab, "Untuk apa (kesenangan) dunia itu? Hidup saya di dunia seperti seorang pengendara yang berteduh di bawah pohon sejenak, kemudian pergi dan meninggalkannya" (HR. Tirmidzi).

Kemudian, As-Sa'di menjelaskan, bahwa permisalan kehidupan dunia ini bagaikan hujan yang turun ke bumi, membuat subur tumbuhan, berbunga, berbuah dan membuat orang-orang senang melihatnya. Ketika mereka lalai dengan keindahannya, tiba-tiba tumbuhan itu kering dan mati, yang tersisa hanya tanah yang kering (QS. 18:45).

Itulah para penghamba dunia, mereka menumpuk-numpuk harta benda, memetik kelezatan dunia dan menceburkan diri dalam syahwat duniawi. Mereka mengira bahwa dirinya akan tetap terus seperti itu, tiba-tiba kematian menjemput atau hartanya lenyap. Maka, pergilah semua kesenangan dan lenyaplah kelezatan. Tinggallah mereka bersama amal-amal buruknya di akhirat.

Sekali lagi, karena kita hanya hidup sekali, Rasulullah sangat mengkhawatirkan umatnya akan mengalami semua ini. Sehingga beliau menasehati kita untuk berdo'a setiap shalat dengan do'a yang artinya seperti di bawah ini,

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab jahanam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari keburukan Dajjal." 

Seperti biasa Bapak Nur Alam bila telah selesai materinya pasti akan menyimpulkan materi tersebut, untuk kesimpulan bahasan  THEY WILL LIVE IN THEIR TIME  adalah hidup yang hanya sekali ini, haruslah menjadi hidup yang bermakna dan bermanfaat untuk banyak orang dan makhluk Allah lainnya.

Ketika kita melihat orang-orang unggul dalam urusan dunianya, maka unggulillah mereka dalam urusan akhirat. Karena setelah kematian nanti, negeri akhirat adalah nyata dan dunia ini tinggal cerita.

Wallahu A'lam .....

------------------------------------------------------------------

Bapak Nur Alam saat menulis  THEY WILL LIVE IN THEIR TIME  di Kranggan Permai, Jum'at Penuh Berkah, 16 Jumadil Akhir 1445 H./29 Desember 2023 M. Pukul 04.55 WIB.

Demikian hal-hal yang bisa disampaikan dari beberapa jariyah ilmu dalam rangka Jumat Berkah yang disampaikan oleh Bapak Nur Alam, semoga yang disampaikan bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun