Â
WE ONLY LIVE ONCEÂ
Â
Selanjutnya di Jumat berkah berikutnya tidak ketinggalan Bapak Nur Alam pun menulis dan mengirim Jumat Berkah jariyah Ilmunya, saat itu beliau menyampaikan Hiduplah yang bermakna dan bermanfaat bagi banyak orang dan makhluk lainnya. Karena, kita hanya hidup sekali (We only live once) di dunia fana ini.
Selanjutnya kita akan dihidupkan kembali di akhirat nanti. Untuk apa? Untuk menghadap Allah, untuk dihisab, untuk dimintai pertanggungjawaban dan untuk mendapatkan balasan atas amal-amal kita selama hidup di dunia.
Ketika hidup ini hanya sibuk mengurus dunia dan segala perhiasannya, tentu tak kan ada habisnya. Karena dunia ibarat air laut, semakin diteguk semakin bertambah dahaga. Dan hidup ini bukan sekadar meraih cita-cita dunia, tapi yang terpenting meraih cita-cita untuk akhirat (QS. 6:32).
 Pesan Ibnu Rajab, "Wajib bagi setiap Muslim untuk bersegera beramal shalih sebelum dia terhalang melakukannya. Bisa terhalang karena sakit, meninggal dunia atau hal-hal lain yang membuat amalnya sudah tidak diterima lagi." Maka, dunia harus dijadikan ladang untuk beramal shalih, hasilnya akan dipetik di akhirat kelak (QS. 93:4).
Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas, bahwa aktivitas manusia yang orentasinya akhirat itu lebih baik daripada amal yang orentasinya hanya untuk dunia saja. Amalan yang hanya berorientasi dunia akan selesai ketika sudah wafat. Dan sebaliknya, akan membahagiakannya di akhirat.Â
Di sisi lain, sesungguhnya hidup yang singkat ini tidak lebih dari 3 hari, yaitu hari kemarin, hari ini dan hari esok. Pertama hari kemarin adalah masa lampau yang telah kita lalui. Satu hal yang tidak dapat kita lakukan adalah kembali pada masa lalu yang telah terjadi.
Kedua, hari ini, di mana pintu masa lalu sudah ditutup dan pintu masa depan belum dibuka. Satu hal yang pasti adalah hari ini kita masih dapat mengerjakan banyak kebaikan, karena hari ini adalah kesempatan yang ada di genggaman kita. Dan ketiga, hari esok, di mana kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dan belum tentu masih hidup di hari esok.
Ada sebuah narasi yang menyesatkan, "Masa muda foya-foya, masa tua kaya raya, mati masuk surga". Mengapa sesat? Pertama, hidup berfoya-foya dalam Islam sangat dilarang keras, karena termasuk boros (tabzir) dan perbuatan syetan (QS. 17:26-27).