Mohon tunggu...
BANYU BIRU
BANYU BIRU Mohon Tunggu... Guru - Guru | Pecandu Fiksi

Orang yang benar-benar bisa merendahkanmu adalah dirimu sendiri. Fokus pada apa yang kamu mulai. Jangan berhenti, selesaikan pertandinganmu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mara dan Tragedi oleh Banyu Biru

20 Januari 2024   16:13 Diperbarui: 20 Januari 2024   16:17 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Aku mengangguk senang.


Sayangnya makin hari aku merasa Bu Nina jadi menyebalkan. Ia sering menceramahiku karena buku-buku yang kemarin diberikannya tak kunjung kuselesaikan. Ia juga sempat mengancam tidak lagi mengizinkanku bermain ke taman.


Aku mengadu kepada Bu Miranda. Aku mulai tidak menyukai Bu Nina. Alasan pertama, mereka menjauhkan Karen dariku. Kedua, Bu Nina tidak benar-benar mempercayaiku. Dan sekarang, ia melarangku bertemu dengan Bu Miranda.


Hari ini aku melihat Bu Nina tidak dengan wajah ramahnya seperti biasa. Tapi aku juga tidak ingin berpura-pura patuh di depannya. Bu Miranda bilang Bu Nina dan polisi hanya akan mempercayai apa yang mau mereka percayai. Aku sudah berusaha mengikuti setiap cara mereka, tetapi rasanya sia-sia saja.


"Aku mau keluar dari sini, pokoknya keluar," kataku meninggi.


"Sepertinya kamu masih akan di sini dulu sampai kamu benar-benar jujur sama Bu Nina."


"Tapi aku sudah ceritain semuanya sama Bu Nina," pekikku.


Bu Nina bangkit dari tempat duduknya. Ia memelukku sambil berkata lirih, "Mara, kau mungkin bisa membohongi ibu atau orang lain, tapi kamu nggak bisa membohongi dirimu sendiri,"


"Maksud Bu Nina?"


Bu Nina kembali duduk di sofa. "Dari yang ibu lihat, kebencianmu sama mama bukan karena ia selalu pulang malam atau pulangnya bareng laki-laki  lain. Melainkan karena mama menyalahkan  kelalaian kamu menjaga adikmu. Sama seperti kamu, mamamu belum bisa menerima kepergian Karen sehingga kalian butuh pelampiasan. Oh iya satu lagi. Kalau ingin bercerita tentang Bu Miranda, mama kamu, Bu Nina masih tetap ada buat kamu."


"Tapi Mara, tidak bohong Bu. Karen adalah pembunuhnya. Tolong percaya sama Mara." Aku memelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun