Mohon tunggu...
Rangga Aris Pratama
Rangga Aris Pratama Mohon Tunggu... Buruh - ex nihilo nihil fit

Membaca dan menulis memiliki kesatuan hak yang sama, seperti hajat yang harus ditunaikan manusia setelah makan dengan pergi ke toilet setiap pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Pelarian

23 Maret 2022   15:02 Diperbarui: 31 Maret 2022   12:48 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pxhere.com/man-light-black-and-white

Semakin lama sifat aslinya yang suka mengekang kelihatan juga, dan saya bukan orang yang suka deiperlakukan demikian. Saat saya ingin pergi ke toilet saja tidak diperbolehkan seolah-olah takut ditinggal mati. Bahkan menunjukan mimik wajah seperti ingin menangis saat saya lepaskan lengan saya dari rangkulannya.

Akhirnya saya terpaksa membujuknya, dan berkata bahwa saya hanya pergi ke toilet bukan kemana-mana. Tas saya boleh jadi jaminan. Dan setelah saya berhasil membujuknya akhirnya saya buru-buru pergi ke toilet saat kereta sebentar mampir di sebuah stasiun.

Saya tinggalkan feliscia dengan tas isi buku milik saya, sebagai ganti suami yang suka mendongeng, sedangkan saya sudah niat sejak turun dari kereta untuk tidak naik lagi.

" Memang rejeki nomplok, ternyata feliscia membawa banyak uang" 

Sambil melambai kearah kereta yang melaju pergi itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun