" Astaga ! apakah mudigah yang ada di kandung badannya sudah siap menjadi bakal peranakan"
Kata peri air
" Gawat !" sahut pohon-pohon ketapang serempak
" Benar-benar gawat"
Perempuan itu meregang, bajunya hampir robek karena di tarik oleh tanggannya yang menggengam kencang. Â Ia ingin berdiri dan berlari-lari tapi benjolan itu menahannya.
Terpaksa ia hanya duduk, bersandar pada pohon ketapang dan sekali-sekali memeluknya. Kemudian perutnya kembali membesar lebih besar dari sebelumnya, perempuan itu terlihat sangat kesakitan dan tangannya mencakar-cakar pohon ketapang di rengkuhannya.
" wah wah wah, dulu saya menjadi saksi janji saidjah pada adinda dan kamerad kliwon pada alamanda sekarang jadi saksi perempuan bunting yang akan melahirkan monster" berkata pohon ketapang
" jelas itu mudigah monster" kata peri air
Perempuan itu jelampah di trotoar, tak mampu lagi menopang beban yang ada di perutnya itu. dirangkulnya pohon ketapang sampai ampun-ampun kesakitan.
Tangannya yang satu lagi mencakar-cakar permukaan pohon ketapang sampai kulitnya mengelupas, sepertinya ingin membagi kesakitan yang sama pada pohon ketapang itu.
Setelah itu terdengar long-longan mirip serigala keluar dari mulut perempuan itu lalu berganti erangan macan kumbang dan apabila benjolan di perutnya sedikit mengempis akan terdengar seperti kucing mengeong.