" Kamu siapa?" Tanya perempuan itu
" Peri Air"
Perempuan itu mengangguk dan kembali menghela nafas.
" Minumlah saya, jika anda kehausan nona " Kata peri air dengan gaya centil
" Iya nona minumlah dia, saya selalu meminumnya jika saya sedang haus"
Kemudian pohon ketapang di punggunya ikut berbicara.
Perempuan itu tidak terlihat kaget ataupun terkejut melihat permunculan makhluk-makhluk ajaib itu. Ia justru bersyukur dan terlihat lega.
" Kamu genangan air, tentu kamu kotor, saya jijik " Perempuan itu menanggapi
" Tidak nona, saya murni, silahkan saja buktikan"
Perempuan itu diam saja, seperti sedang memikirkan hal-hal yang berat dan tak terpecahkan, lalu kemudian perempuan itu meringis memegangi benjolan di perutnya.
" Setidaknya sedikit saja nona, untuk meredakan dahagamu" Rayu peri air
" Iya nona minumlah dia, saya selalu meminumnya jika saya sedang haus" Pohon ketapang mendukung
Perempuan itu tetap diam dan mengelus perutnya yang semakin membesar dan membesar, seolah-olah sedang berkata pada makhluk di dalamnya untuk tenang.
Tapi rupanya makhluk di dalam perutnya tidak mau diajak rundingan, perut perempuan itu terlihat menonjol disana-sini seakan ada seseorang yang mendorongnya dari dalam dan merentangkan kulit ringkih itu supaya sobek dan membebaskannya dari belenggu.Â
Perempuan itu menjerit kesakitan, teriakannya membikin pilu pohon-pohon ketapang, genangan air sampai bergetar sebab saking kencangnya teriakan itu.