Mohon tunggu...
Rangga Aris Pratama
Rangga Aris Pratama Mohon Tunggu... Buruh - ex nihilo nihil fit

Membaca dan menulis memiliki kesatuan hak yang sama, seperti hajat yang harus ditunaikan manusia setelah makan dengan pergi ke toilet setiap pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pantulan Mudigah

15 Maret 2022   15:00 Diperbarui: 19 Maret 2022   11:47 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Kamu siapa?" Tanya perempuan itu
" Peri Air"

Perempuan itu mengangguk dan kembali menghela nafas.

" Minumlah saya, jika anda kehausan nona " Kata peri air dengan gaya centil

" Iya nona minumlah dia, saya selalu meminumnya jika saya sedang haus"
Kemudian pohon ketapang di punggunya ikut berbicara.

Perempuan itu tidak terlihat kaget ataupun terkejut melihat permunculan makhluk-makhluk ajaib itu. Ia justru bersyukur dan terlihat lega.

" Kamu genangan air, tentu kamu kotor, saya jijik " Perempuan itu menanggapi
" Tidak nona, saya murni, silahkan saja buktikan"

Perempuan itu diam saja, seperti sedang memikirkan hal-hal yang berat dan tak terpecahkan, lalu kemudian perempuan itu meringis memegangi benjolan di perutnya.

" Setidaknya sedikit saja nona, untuk meredakan dahagamu" Rayu peri air
" Iya nona minumlah dia, saya selalu meminumnya jika saya sedang haus" Pohon ketapang mendukung

Perempuan itu tetap diam dan mengelus perutnya yang semakin membesar dan membesar, seolah-olah sedang berkata pada makhluk di dalamnya untuk tenang.

Tapi rupanya makhluk di dalam perutnya tidak mau diajak rundingan, perut perempuan itu terlihat menonjol disana-sini seakan ada seseorang yang mendorongnya dari dalam dan merentangkan kulit ringkih itu supaya sobek dan membebaskannya dari belenggu. 

Perempuan itu menjerit kesakitan, teriakannya membikin pilu pohon-pohon ketapang, genangan air sampai bergetar sebab saking kencangnya teriakan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun