Mohon tunggu...
Rangga Aris Pratama
Rangga Aris Pratama Mohon Tunggu... Buruh - ex nihilo nihil fit

Membaca dan menulis memiliki kesatuan hak yang sama, seperti hajat yang harus ditunaikan manusia setelah makan dengan pergi ke toilet setiap pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bekal dari Simbok

3 Februari 2022   15:54 Diperbarui: 19 Maret 2022   12:07 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
puncak-arus-balik-di-terminal-rambutan-diprediksi-malam-ini-dOkE3hOZ38.jpg

Tak habis pikir aku, mengapa ketidak berdayaan di perumpamakan seperti tempe yang di injak.

Sungguh terkutuk manusia yang menginjak makanan dan sungguh kerdil manusia yang memaknai ketidak berdayaan sebagai satu peristiwa tungal, bukankah semua saja ada sebabnya. 

Simbok sering berpesan padaku untuk terus belajar dan menikmati proses pembelajaran itu sendiri bagaimanapun caranya.

Simbok juga berkata bahwa memandang sesuatu harus dari berbagai sisi supaya lebih jeli dan berpesan untuk menerima semua saja sebagai sebuah kebenaran, karena dengan begitu akan tercipta sebuah persatuan.

Sama halnya dengan tempe, tempe adalah persatuan.

Hakikat tempe adalah merubah bentuk kedelai dari butiran menjadi kesatuan melalui media jamur dari ragi tempe. Proses perubahan fisik kedelai menjadi tempe ini disebut fermentasi.

Kedelai-kedelai yang tadinya saling tepisah satu dengan yang lain kini saling bertumpuk menjadi satu kesatuan yaitu tempe, yang sekarang sedang aku santap ini.

Ki hadjar dewantara menyela lagi dalam lamunanku 

"Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk kehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggauta persatuan".

Entah mengapa sebuah tempe membawaku kehadapan cendekiawan itu lagi. Mungkin karena simbok dan bapak yang mengidolakan beliau sedari muda dulu.

Dulu setiap simbok dan bapak sedang duduk bersama, cendekiawan itu adalah objek obrolan mereka dan aku adalah subjeknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun