Mohon tunggu...
Ramzy Muhammad Fadhil
Ramzy Muhammad Fadhil Mohon Tunggu... Arsitek - Be yourself

Be yourself

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mimpi yang Terwujud

8 Februari 2021   12:28 Diperbarui: 8 Februari 2021   16:34 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku pun akan menjadi seorang guru sejarah indonesia, karena generasi muda indonesia  tidak cukup untuk menghitung-hitung saja tetapi mereka membutuhkan wawasan serta mengetahui pentingnya sejarah yang terjadi karena akan berdampak pada masa depan.

“Kalian berdua memiliki cita-cita yang hebat, tentu saja aku akan mendoakan yang terbaik bagi kalian berdua dan kita semua.” Dengan suara yang  begitu bersemangat  terucap dari mulut Sasha.

“Baiklah kalau begitu aku harap kalian semua dapat menjadi apa yang kalian impikan, dapat membahagiakan kedua orang tua dengan usaha serta perjuangan kalian selama ini.” Wisnu memberikan nasihat kepada para sahabatnya itu.

“Siapp laksanakan komandan.” Semuanya begitu bersemangat bersuara.

“Bagaimana dengan kau Clara? setelah lulus nanti apakah kau akan meneruskan studi S1 untuk menjadi dokter?” Ucap Wisnu.

“Tentu saja untuk meraih impianku, aku harus melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi  lagi.” Jawab Clara.

“Sepertinya langit sudah gelap, sebelum terlarut malam bagaimana kalau kita pulang saja?” Ucap Sasha pada semuanya sahabatnya itu.

“Aku setuju denganmu, walau tugas-tugas Wisnu dan aku belum selesai sepenuhnya lebih baik dilanjutkan di rumah saja.”  Ucap Ridho.

Mereka semua masing-masing  mulai meninggalkan tempat tersebut dan segera berjalan pegi menuju jalan pulang. Clara pulang bersama Sasha karena rumah mereka tidak berjauhan hanya berbeda jarak beberapa rumah saja. Angin dimalam hari begitu terasa dingin mereka pulang mengunakan angkutan umum, watku menunjukan jam 19:00 kemudian tiba-tiba terdengar suara ponsel berdering di dalam saku celana Clara seperti seseorang yang menelpon.

Bunda Dara menelpon Clara dan mengabari bahwa Ayah Nizar tiba-tiba saja pingsan tak sadarkan diri dan sekarang sedang menuju rumah sakit untuk memeriksa keadaannya. Seketika rawut wajahnya berubah menjadi gelisah setelah mendengar hal itu, Clara dan Sasha dengan cepat menyusul ke rumah sakit. Sesampainya disana tampak terlihat semuanya berkumpul menghawatirkan keadaan Ayah Nizar menunggu hasil dokter dengan keadaannya saat ini. Dokter mengatakan bahwa nyawa Ayah nizar sudah tidak bisa di selamatkan lagi karena ia terkena serangan jantung.

Semua orang yang berada disana kaku terdiam seperti patung setelah  mendengar apa yang telah dikatakan oleh dokter itu. Clara dan Aldi menangis tak tertahan ibarat hujan yang begitu deras. Bunda dara meminta anak-anaknya harus mengerti dengan keadaan yang sudah terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun