“Di TPA juga banyak mainannya ….”
Aku mengerti maksud ibunya. TK yang dimaksud adalah TK Al-Irsyad. Kami tak akan sanggup membiayai uang masuknya seperti orang tua Oji. Tapi terang-terangan menjalaskan kondisi ekonomi keluarga pada lelaki yang begitu semangat memamerkan sepasang sepatu baru pemberian Encing-nya sebagai hadiah awal jika nanti dia masuk sekolah TK, sama juga sulitnya. Lalu kuajaknya beranjak dari tempat bersandarnya, seakan aku sudah siap memberikan jawaban yang tepat untuknya.
“Sini, Nak!” Anak itu masih bergeming. “Sini duduk dekat Baba!”
Dengan malas tubuhnya terseret padaku dan kini duduk dipangkuanku.
“Habib pernah liat TK-nya Oji?”
Dia menggeleng.
“Terus dari mana Habib tau itu bagus?”
“Kata Oji.”
“Pasti bagus sekali ya?”
“Iya! Ada mainan prosotan sama ayunan besi.”
“Sepatu dan mainan Oji juga bagus, kan?”