Mohon tunggu...
Rama Guna Wibawa
Rama Guna Wibawa Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis terus sampe lupa caranya berhenti, kecuali adzan, makan dan Bucin

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Isalam Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mara Mencari Kebahagiaan

21 Maret 2023   23:28 Diperbarui: 21 Maret 2023   23:40 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Waktu terus berputar, hari demi hari telah Mara lewati. Namun pertanyaan-pertanyaan itu masih terjebak dalam benak Mara. Mara belum menemukan jawaban yang sekiranya bisa mengobati kecemasannya itu.

Ia terus merenung, habiskan waktu untuk berpikir, memikirkan kehidupannya yang tak sampai didepan gerbang kebahagiaan.

Jika memang kebahagiaan itu ditentukan oleh harta kekayaan, mungkin orang kaya itu dengan lantang akan mengatakan dirinya bahagia.

jika memang kebahagiaan itu ditentukan oleh popularitas dan terkenal, mungkin si pemimpin akan berkata bahwa dirinya yang paling bahagia.

"Apakah kebahagiaan itu sejatinya tidak ada, itu hanyalah sebuah ungkapan semata yang dibalut dengan kemunafikan" Gumam Mara.

Rembulan yang menggantung di atas cakrawala, terang diam seribu bahasa, seakan-akan ikut larut memikirkan hal yang sama dengan Mara. Bintang-bintang hanya dapat bersinar, tapi tidak dapat memberikan jawaban.

Mara menundukkan kepalanya dalam-dalam menyaksikan orang yang lalu-lalang tepat dibawah rooftopnya. Namun seketika pandangannya terhenti, menyaksikan seorang Kakek-kakek paruh baya, yang sedang asyik memilah dan memilih barang bekas yang ia kumpulkan diatas karung besar berwarna putih yang ia letakkan diatas pundak nya yang berotot dan sedikit terbakar oleh sinar matahari.

Tidak menunggu lama lagi, Mara pun segera bergegas menghampirinya.

Mara :" Kek, memang barang bekas seperti ini masih bisa digunakan,".

Kakek :" Nya masih atuh jang (masih nak)," Kakek menjawab pertanyaan Mara dengan tersenyum, lalu melanjutkan lagi pekerjaanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun