Hidup memang tidak seindah cerita dongeng, yang dimana diceritakan seorang putri yang menderita dan selalu dihadapkan dengan berbagai dinamika permasalahan yang menimpa dirinya. Namun dengan tabah putri itu selalu sabar dan pemaaf. Sehingga ia bisa lalui segala rintangan yang dihadapinya itu. Hingga sampai pada akhir cerita, Ia bertemu dengan seorang pangeran tampan, Keren, menunggangi kuda putih (Entah kenapa pangeran selalu identik dengan kuda putih, kenapa tidak bawa gajah, dinosaurus, atau Bambung hideng). Lalu pangeran itu menikahi nya. Pasangan itu berbahagia selama-lamanya. Yee Tamaaat.
Tidak...tidak...tidak. kehidupan manusia tidak semudah itu, seperti air yang mengalir dengan tenang hingga sampai di ujung laut. Tidak bagi kehidupan Mara. Seorang pemuda tanggung yang selalu diliputi dengan rasa ingin tahu nya tentang seisi dunia. Â
Dibalik tingkah kocak dan tengilnya, Kali ini Mara sedang memikul kegelisahan, kecemasan dan kekhawatiran yang amat tinggi.
Bagaimana tidak, tingkah lakunya tidak beraturan. Laksana perahu tua yang sedang berlayar ditengah samudra terombang-ambing kesana-kesini.
Diatas rumahnya, Mara menatap langit yang indah, Matahari yang hampir menyerupai jeruk keemasan tenggelam mengabarkan tugasnya sudah selesai. Burung-burung terbang dengan gagah menuju kesarangnya, bagaikan mainan di atas angkasa.
Suasana yang sepi, Tapi tidak bagi Mara, Yang dipenuhi dengan berbagai permasalahan yang dihadapinya. Mara ingin memperoleh kebahahiaaan, agar dirinya dapat berjalan dengan pelan meninggalkan perasaan-perasaan negatif yang hinggap akhir-akhir ini di kehidupannya.
Setalah menguras waktu yang lama. Mara berpikir, terbesitlah, bahwa Mara ingin menjadi orang kaya, karena dengan begitu, ia akan bahagia, bisa membeli apa yang ia mau.
"Besok saya harus bertemu dengan orang kaya, saya gali semua informasi darinya, agar saya tau kunci menjadi orang kaya," gumam hati Mara yang penuh dengan semangat api yang membara,".
"Hahahaha" Mara tertawa dengan lepas seperti tokoh antagonis yang merayakan kemenangan nya. Mara terbatuk, seekor lalat memasuki tenggorokanya.
"Ajiiik," kesal Mara.