Namun, lain di kompetisi liga, lain pula di turnamen kejuaraan COPAJA. Kali ini, Persikutae FC mampu menunjukkan kualitas permainannya atas tim superior itu di babak final. Sebaliknya, Peresaja FC yang digadang-gadang menjadi juara justru takluk dihadapan tim kuda hitam itu, yang semula dari awal turnamen, tim tersebut memang tak diprediksi bakal tampil sebagai juara tahun ini.
“Mental, lagi-lagi perkaranya mental.”, komentar Pakde Sukron yang baru saja datang lantas memesan kopi hitam.
“Pakde sudah nonton pertandingannya?”, tanya Imron, yang mengaku dirinya sebagai Meres Mania sejak duduk dibangku SD.
“Enggak, Ron.”, jawab Pakde Sukron.
“Lho, Pakde, ini bagaimana? Enggak nonton tapi sudah berkomentar yang bukan-bukan.”, sahut Jairon, yang juga Meres Mania.
“Ini Pakde, kopi hitamnya. Seperti biasa enggak pakai gula.”, ucap Cak Met meletakkan cangkir kopi pesanan Pakde Sukron.
“Kalau bukan mental, lantas, apa lagi, Ron? Takdir? Cak met, sekalian rokoknya.”, kata Pakde Sukron.
“Siaaaap!”, Cak Met mengambil sebungkus rokok merk Gudang Rongsok di etalase.
“Dengarkan Pakde, Ron. Tanpa nonton pertandingannya pun, Pakde sudah bisa tebak siapa yang akan jadi juara.”, kata Pakde sambil menyulut rokok.
Imron dan Jairon bergeming. Mereka saling memberi pesan lewat isyarat tatapan eskspresi muka. Betapa sok tahunya Pakde Sukron.
“Lho, lho, lho.. tumben Sodron balik lagi.”, ujar Cak Met melihat kedatangan Sodron.