"Maaf Kak, sebelumnya ada keperluan apa ya?" kualihkan pembicaraan tadi seketika.
"Ini Kakak bawakan minuman segar. Kakak lihat sepertinya kamu sangat kelelahan. Lagian cewek secantik kamu tidak pantas untuk dijemur seperti ini."
      Hatiku melayang setelah pria itu memujiku dengan kata cantik. Seumur hidup baru ada pria yang mengatakan diriku cantik. Oh my god! Memang rencanamu sangat indah.
"Bb-baik Kak, terima kasih," ucapku  dengan gugup.
"Kalau begitu Kakak masuk kelas dulu ya, takutnya panitia Osis melihat kita berduaan. Nanti takutnya kamu ditambah hukumannya." Salam pamit dari pria itu.
"Baik Kak," ucapku.
      Belum sempat mengucapkan rasa terima kasih pria itu sudah lari duluan. Padahal aku 'kan belum berkenalan dan meminta nomer teleponnya. Hari ini rasanya bukan hari yang melelahkan melainkan hari yang menyenangkan. Coba saja tadi kalau aku tidak di hukum pasti aku tidak akan bertemu dengan pria baik hati itu. Bel pulang berbunyi tandanya hukuman hari ini telah ku selesaikan dengan sempurna. Aku langsung saja bergegas pergi ke ruang Osis untuk memberi laporan bahwa aku telah menyelesaikan hukuman ini. Ruangan demi ruangan kususuri, tanpa lengah aku memperhatikan papan nama ruangan di atas pintu.
      Pada akhirnya aku menemukan ruangan Osis itu, di sana terlihat banyak kumpulan anak-anak yang memakai jas Osis. Kuhampiri mereka dengan percaya diri untuk menunjukan ke pria menyebalkan itu bahwa aku bisa menyelesaikan hukumannya.
"Tok ... tok ... tok ..." ku ketuk pintu sebagai tanda hormat.
"Iya dek, ada apa?" jawab salah satu dari mereka.
"Maaf Kak, saya ingin bertemu dengan seseorang."