Mohon tunggu...
Raka Fatiha
Raka Fatiha Mohon Tunggu... Novelis - Penulis amatir (pengangguran/pelajar)

Aku seorang penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Desa yang Hilang

12 Oktober 2023   08:57 Diperbarui: 12 Oktober 2023   09:08 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nama ku joko umur 20 tahu, aku hidup di pedesaan yang jauh dari kota tapi kehidupan kami di sini tidak begitu buruk kami memiliki suber air bersih hasil panen yang melimpah dan juga ternak yang banyak walau energi listrik masih sulit sampai bahkan kami harus mengirim surat untuk berkomunikasi dengan dunia luar belum lagi edukasi, hal yang di ajarkan sekolah masih sangat terbatas bantuan dari pemerintah sangat membantu tetapi tidak cukup.

Hari ini akan ada perayan 17 agustus walau kami berasal dari daerah terpencil kami tidak lupa dari mana asal kita, jadi aku dan beberapa teman ku menjadi relawan untuk membantu acara ini.

"Joko! Ayo kita potong pohon"
Kata teman ku namanya santo dia orang baik dan sangat bersemangat soal 17 agustus ini, memang jiwa nasionalismenya tinggi.

"ok ayo  aku sudah bawa golok nya nih, eh  ga minta bantuan ke yang lain?"

"udah kita berdua aja lama "

"eh tap-"Santo langsung menarik ku, dia ini terlalu bersemangat.

Ketika kami sampai di daerah persawahan dia melepaskan aku dan aku mulai berjalan mengikuti nya walau aku tahu akhir dari perjalanan ini.

"jok kamu semangat ga sama 17 agustus"

"ga juga sih orang tiap tahun kita rayain"

"ga boleh gitu jok kita harus bangga sama negara kita dan menghargai jasa pahlawan kita"

"iya iya, tuh kita udah sampai"

Di depan kami hutan bambu yang besar ada mitos kalo tidak jaga sikap gak akan bisa keluar dari hutan ini.

"tuh yang itu besar dan kuat pasti cocok untuk lomba nanti"

Aku pun memotong bagian bawah bambu itu dan itu muali rubuh dan jatuh ke tanah dan si santo baru menyadari sesuatu.

"eh ni bawanya gimana kan kita butuh dua kita berdua cuman bisa bawa satu"

"kan aku udh ngomong minta  bantuan yang lain malah main narik narik aja"

"ya udh kita bawa aja ini dulu terus balik"

"cape dong bulak balik"

"capean mana bulak balik ngambil bambu ato palawan negara yang mati perang"Ni orang 

"yaudah cepetan ibu ku nungguin ini"

Kamipun bulak balik untuk mengambil bambi karena kurang matangnya rencana pengambilan bambu, jadi kami cape dua kali tetapi persiapan lomba sudah siap semua padahal acaranya 4 masih hari ke depan tetapi persiapanya sudah dari sekarang memang kebiasaan dari desa ku.
"assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

Aku pulang dan bertemu ibu ku di ranjang dia sedang sakit di tambah sudah tua dia dulu sangat bersemangat jika ada acara sosial begini sekarang dia hanya bisa terbaring lemah walu terkadang ia keluar tetapi tidak bisa membantu apapun.

"jadi gimana tadi ngambil bambu tadi"
Aku pun menceritakan semua yang terjadi

"hahaha si santo mah emang gitu ga sabaran orangnya"

Ibu ku tertawa mendengar cerita ku

"sekarang udah malam ibu istirahat ya"

"iya iya"

Aku meninggalkan kamar ibu ku dan pergi ke kamarku untuk istirahat
Ketika aku menutup mataku aku mulai bermimpi, di hadapanku aku melihat sosok hitam aku takbisa melihat wajahnya tubunya mengeluarkan asap dia di hadapanku tak bergerak tak berbicara hanya melihatku dengan matanya walau aku tidak yakin aku bisa melihatnya. Semakin lama dia melihat ku semakin tidak enak tubuhku rasanya mual, pusing, dan lemas kepala ku makin sakit apakah ini mimpi karena rasa sakitnya benar benar nyata, rasa mual itu makin kuat rasanya aku ingin muntah dan akhirnya aku tak bisa menahanya lagi aku memuntahkan isi perutku dan menyadari muntah ku berwana hitam kental dan mulai menyebar ke semuah arah hingga lantai itu tertutup dengan cairan menjijikan dan lengket itu.

Akupun terbangun dari tidurku aku berkeringat dingin dan lelah mimpi apa itu, apapun itu tiu sangat mengerikan tapi itu hanya mimpi jadi aku cepat cepat mandi dan mulai membantu persiapan 17 an.
Sesampai di daerah persiapan aku melihat kerumunan.

"santo itu ada apa kerumunan"

"oh itu ada pendatang baru dari luar desa 

katanyamah berkunjung aja dia ke desa kecil kaya kita"

Sudah lama tidak ada pengunjung dari luar biasanya pengunjung dari luar berasal dari pemerintah memberikan bantuan atau acara tertentu.

Akupun penasaran dan melihat melalui kerumunan dan melihat si pendatang, wajahnya muda tubuhnya tinggi dia memiliki janggut yang rapi membawa tongkat dan memiliki pakaian serba hitam aku tidak tahu mengapa tetapi rasanya ada uang salah dan aku tidak menyukainya di pandang pertama seakan dia musuh yang tiba tiba muncul.
Kepala desa lewat dan melihat kerumunan itu

"san itu ada apaan?"

"ada pendatang dari luar tapi penampilanya aneh banget coba bapa cek deh"

Kepala desapun datang dan kerumunan tadi memberi jalan untuk kepala desa tadi.
Kepala desapun melihat penampilanya pakaian dan tongkat di tanganya tentu itu sangat mencurikana.

"kamu dari mana"

"saya ga dari mana mana"

"terus kamu di sini mau ngapain jangan aneh aneh dari penampilan kamu saya yakin kamu pasti dukun kan!?"

"loh kok bapa nuduh saya saya baru dateng loh pak, cape abis jalan dair desa sebelah"

"terus mau apa"

"cuman tinggal sebentar di sinipak masa ga boleh, sama saya mau bantu desa ini seperti yang saya lakukan di desa lain"

"bantuin apaan ngeramal? Manggil ujan? Ga perlu"

"bukan bantu yang kaya begituan saya bisa bantu masalah listrik di desa ini"

"gimana bantu gimana kamu di sini ga bawa apa apa dari pemerintah aja bukan"

"saya bisa bantu seriusan pokoknya biarkan saya tinggal di sini semalam aja"

"oke satu malam kalo ga ada apa apa kamu keluar dari desa ini"

"ok pak makasih loh"

"pak kok di biarin nanti kalo ada kemalingan atau kejadian tidak di inginkan gimana"

"tenang aja joko saya yakin gak akan terjadi apa apa nanti saya umumkan untuk mengunci pintu untuk semua warga, tapi aneh sih saya ga tau kenapa percaya sama omonganya kaya meyakinkan aja gitu"

Aku tidak bisa berkata apapun lagi tentu ada yang salah dengan pendatang baru itu tetapi sudah lah. Pendatang itu berjalan jalan mengelilingi desa aku tidak tahu apa tujuanya tetapi aku yakin tujuanya tidak baik.
Malamnya aku bermimpi buruk walau aku tidak ingat mimpi apa tadi tetapi aku bangun denagan keringat dingin dan rasa mual yang di barengi dengan pusing padahal kemarin malam aku tidak makan apa apa.

Aku menuju lapangan tempat persiapan 17 an ketika aku di perjalanan aku menyadari tiang tiang listrik terbuat dari kayu lengkap dengan kabel dan lampu kemaren ini tidak ada aku mulai berpikir si pendatang tadi melakukan ini tetapi bagaimana dia melakukan ini hanya satu malam.

Sesamainya dilapangan terdapat menara tinggi berwarna hitam dan semua kabel yang ada di desa sepertnya terhubung kepadanya.
Kepala desapun datang dan melihat pemandangan tidak biasa itu dan tentu si pendatang ada di situ sambil tersenyum, kepala desapun datang mendekatinya.

"pasti kamu yang melakukan ini"

"tentu seperti janji saya saya mau bantu desa ini dengan masalah listrik"

"terus ini tiang apaan"

"ini tiang yang memberikan energi listrik ke seluruh desa dengan gratis"

"mana mungkin"

"anda tidak percaya nih yah"

Si pendatang lalu mendekati tiang itu dan menekan tombol yang ada di situ seketika tiang lampu di seluruh desa menyala, semua warga kaget juga tabjuk melihat semua lampu yang menyala berbeda dengan generator yang biasa mereka gunakan yang bising dan penuh asap.

"maaf tapi ini kami harus bayar berapa buat alat ini" Kata seorang warga dari kerumunan.

"ga perlu, ini gratis asal saya boleh nginep di desa ini untuk beberapa hari"

"terus kalo kamu pergi apakah alat ini akan di ambil"

"ga akan buat kalian aja"

Semua warga yang mendengarnya langsung tersenyum senang komunikasi, penerangan saat malam dan kecepatan kerja dapat di permudah.

"oh ya saya dengar kalian lagi membuat periapan 17 agustusan saya mau bantu juga"

Si pendatang pun mengambil tas yang ada di dekat tiang tersebut dan menumpahkan isinya, isinya adalah alat elektronik seperti bor gergaji listrik dan masih banyak lagi.

"nih saya injemin untuk kalian alat alat yang saya bawa"

Semua makin senang persiapan 17 an akan jadi lebih cepat dan mudah.
Kepala desapun memegang bahu sang pendatang itu dan mengatakan

"maaf saya telah kasar kemarin ternyata anda tulus membantu kami"

"ga apa apa pak saya tahu anda ingin yang terbaik untuk desa anda juga"

Aku benar benar bingung apakah hanya aku yang berpikir ini tidak masuk akal dia menaruh puluhan tiang dan satu tiang besar di tengah tengah desa dalam semalam tanpa suara bising sama sekali, ada yang salah aku yakin.

Persiapan 17 an pun di lanjutkan yang kemarin hanya meningkatkan progres sekitar 13% sekarang persiapan sudah 90% sangat cepat mungkin esok kami bisa libur dan tinggal menunggu tanggal 17.

Aku mendatangi si santo yang sedang istirahat setelah memotongi kayu untuk bakiak.

"san kamu rasa ada yang aneh ga sama si pendatang ?"

"ga tuh memang kenapa?"

"dia bisin pukuhan tiang listrik dalam semalam tanpa suara bising terus tiang item itu bisa hasilin energi listrik ga masuk akal"

"yah paling emang ilmunya aja dia keliatanya kaya sakti gitu"

"terus tiangnya alat yang sekarang kamu pegang (gergaji) dari mana dia dateng ke sin cuman bawa tongkat"

"udahlah liat dampak fositifnya aja desa kita dapet listrik segalahal bakalan gampang"

"tetapa ku tidak percaya padanya"

Akupun berjalan ke arah tiang hitam itu yang tersambung dengan beberapa colokan listrik untuk alat alat listrik, akupun menyentuhnya rasanya dingin dan entah mengapa terasa bergerak seperti air.

"ada masalah" Tiba tiba si pendatang itu ada di belakang ku.

"oh e-enggak ini cuman liat tiangnya aja, kalo boleh tahu cara kerjanya gimana yah"

"oh ini manfaatin panas bumi"

"mohon maaf nih yah menurut saya itu tidak masuk akal panas bumi itu dalem loh"

"kalo untuk saya ga ada yang mustahil"

"o-oh gitu kalo gitu saya pergi dulu deh"
Akupun pergi pulang menemui ibuku.

"jadi gitu mak"Aku menceritakan semuanya pada ibu ku

"ya udh emang kenapa sih orang dia membantu kita"

"tapi ga masuk akal mah"

"ya ga masalah kan lagian dia ga minta aneh aneh dan kita ga di rugikan ini"
Aku pasrah bahkan ibuku tidak melihat keanehan dari situasi ini' malamya aku tidak bisa tidur karena takut dengan mimpi butuk akhir akhir ini.
Tak ku sangka sudah subuh aku hanya duduk di kasurku sambil di berselimut.
Ketika sudah cukup pagi aku menuju lapangan dan melihat semua persiapan sudah siap tidak ada lagi yang bisa di persiapkan tetapia aku menyadari ada banyak warga membuat sesuatu kelihatanya di pimpin oleh kepala desa, itu adalah kursi arak untuk siapa?


Tidak ada hal lain yang bisa aku lakukan jadi aku memutuskan untuk tidur dan bermimpi seluruh desa menghilang dan terbangun di sore harinya mimpi yang sulit di jelaskan bahkan aku tidak ingat detil nya malam harinya aku mengantuk entah mengapa besok adalah 17 jadi harus bangun pagi, malam itu aku tidak bermimpi apapun saat bangun rasanya segar  rasanya sudah cukup jarang aku tidur dengan nyenak seperti ini.


Keesokan harinya akhirnya aku tahu kursi arak itu untuk siapa itu untuk si pendatang dia diarak keliling kampung sebagai ucapan terimakasih dari seluruh warga desa kecuali diriku, dia melambaikan tangan kanan kiri sambil tersenym dan banyak warga juga yang melambaikan tangan kepadanya.
Dan dia di beri kehormatan untuk  membuka acara 17 an.

"terimakasih untuk kalian semua karena menerima saya di desak kalian dengan tangan yang terbuka saya merasa terhormat untuk menyatakan.... perayaan 17 agustus di mulai"

Sorakan demi sorakan di teriakan warga yang bersemangat lomba lomba di adakan dan tentu si santo menginkuti semuanya panjat pinang, sepak bola, balap karung, dan masih banyak lain, aku menjadi panitia lomba, perayaan ini berlangsung dari pagi hingga sore.
Saat sore kami melakukan tumpeng se desa dan tentu si pendatang di undang dan saat aku makan aku melihat bahwa semua penduduk desa benar benar sudah percaya dan yakin padanya.

"pengumuman pengumuman sepertinya besok saya harus pergi dari desa ini"
Semua warga keliahtanya sedih karena orang yang membantu mereka saat itu akan pergi

"tapi tenang saja saya akan tinggalkan alat dan tiang itu untuk kalian jadi jangan sedih"

Semua warga terlihat enggan untuk kepergianya bahkan banyak yang menawarkan anak perempuan mereka untuk di nikahi terapi semua di tolak.

Malampun datang semua orang warg tidur desa sudah tidak lagi gelap karena sudah ada listrik,namu tetap aku merasa lega si pendatang itu akan pergi aku menutup mataku untuk tidur.

Aku terbangun di tengah malam dan melihat keluar jendela semua warga desa telah berkumpul di lapangan tempat tiang hitam itu berdiri sambil melihat ke atas di sana juga ada ibu dan santo, ketika aku keluar aku melihat ke atan itu adalah bulan namun mengeluarkan cahaya hijau rasanya aku mual hanya dengan melihat bulan itu ketika aku sampai aku menanyakan apa ang terjadi kepada kepala desa.

"pak ini ada apa pak kenapa bulannya hijau"

"ga apa apa kami cuman mau ikut dengannya"

"dengan siapa pak"

Kepala desa tidak menjawab dan tetapi melihat keatasTiba tiba gempa terjadi semua rubah mulai rubuh walau terjadi gempa besar tidak ada yang panik seakan semuanya baik baik baik saja, lalu awan hitam dengan petir merah menutupi langit tetapi tidak menutupi bulan, aku berlari menuju santo.

"eh san ini kenapa pada tenang ini gempa terus mau badai gini"

"ga apa aa jo kita ga perlu lagi nih desa orang kita bakal ikut dia"
Sepertinya dia juga tercuci otak atau sesuatu lalu aku menuju ibuku.

"bu ayo bu sadar ini joko anak ibu"
Kataku sambil memeluk kaki ibuku.

"sayang kalo kamu mau ikut ibu sama dia dijamin gak akan nyesel"

Aku pasrah dan menjauh dari ibuku tidak bukan dia bukan lagi ibuku, lalu orang orang mulai bersorak sambil mengangkat tanganya ke arah sosok hitam di langit ia terbang dan dari ciricirinya ia adalah si pendatang.

"dengar nama saya nyarlothep saya tidak memaksa jika kalian mau ikut silakan jika tidak maka menetaplah di sini"

"bawa aku!"

"bawa aku!"

"saya juga saya juga bawa saya!"
Semua warga desa berteriak ingin di bawa, lalu ibuku datang dan memeluku 

"nak ayo ikut sama ibu yakin deh gak akan ngeyel"
"ga mah joko ga rela harus ikut dia"

"yah udh gimana kamu tapi kalo gini kita gak akan ketemu lagi"

Aku tidak paham tapi ibuku langsung melepas pelukanya, semua warga tubuhnya mulai menghitam seperti arang gosong sekarang aku tidak lagi bisa membendakan mana siapa, tapi tubuhku tidak berubah aku pun menjauh dari keramaian yang makin menggila itu.
Kepala ku pusing aku harap ini mimpi buruk lainya yang akan aku lupakan ketika aku bangun,perlahan aku kehilangan kesadaran ku pandangan ku jadi hitam.

Akupun terbangun di rumah sakit ternyata mimpi lainya aku akhirnya ingat aku berada di rumah sakit jiwa mereka mengatakan aku memiliki gangguan jiwa karena di telantarkan kelaurga ku, nyatanya aku mengalami hal gila dan tidak masuk akan desaku hilang dalam semalam karena seorang pendatang dan sampai sekarang itu menghantuiku melalui mimpi dan pengelihatan, tidak akan ada yang percaya ceritaku lagi pula aku sudah pasrah denagan keadaan, umurku bukan 20 tetapi 40, apakah aku sudah gila ?

Yah bahkan aku tahu aku gila saat ini tetapi rasanya luar biasa karena aku tahu sesuatu yang orang waras tidak ketahui, aku tahu bahwa kita ini sangant bodoh untuk berpikir bahwa kita tahu segalanya yang nyatanya kita bahkan tidak menetahui persekian persen tentang semesta ini, aku mengetahui bahwa banyak pertanyaan lebih baik tidak di ketahui jawabanya, dan aku tahu bawha pengetahuan terarang itu ada, sekarang aku hanya tinggal menunggu kematian ku di dalam rumah sakit ini membawa kebenaran yang gila bersamaku.

"dok pasien 782 itu sebenernya dari mana ya"

"katanya dia berasal dari desa di balik gunung tapi pas nyampe di sana tidak ada apa apa hanya hutan lebat"

"terus apakah keluarganya ketemu?"

"sayang sekali tidak padahal udah di sebarin lewat internet bahkan berita di tv tapi ga ada yang mengaku sebagai keluarganya"

"kasihan sekali dia sudah tua dan stres tetapi keluarganya mengabaikanya"

"iya sus saya juga merasa prihatin untung dia dapet donasi misterius"

"donasi misterius?"

"iya jadi ada orang namanya nyarla dateng terus ngasih uang untuk perawatan seumur hidup pasien 782"

"baik banget semoga tuhan memberkatinya"

"iya semoga tuhan memberkati"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun