Ia tak sadar perlakuan Angkasa selama ini memang benar-benar mencintainya. Ia terlalu berlarut dengan nasib pilu yang Ia terima, sampai tak sadar semua orang juga pasti memiliki kesedihannya masing masing.
***
Setelah kejadian kemarin, mereka berdua tetap sama. Bersikap seolah tidak terjadi apa apa, seperti biasa keduanya bertegur sapa saat bertemu. Sampai minggu demi minggu dilewati, keduanya juga tetap menjadi sahabat yang selalu berbagi cerita, candaan, dan juga hadiah hadiah kecil. Karina tidak pernah menjawab pernyataan yang di lontarkan oleh Angkasa pada saat itu lebih tepatnya Karina tidak memiliki jawaban yang pas untuk pertanyaan itu. Dirinya masih belum siap untuk menerima cinta dari Angkasa. Sedangkan Angkasa tak pernah berusaha meminta jawaban pasti dari Karina  atas pernyataannya waktu itu, karena menurut Angkasa tidak ada jawaban juga merupakan sebuah jawaban. Mereka sama sama menjaga hubungan baiknya sebagai seorang sahabat.
Karina  memberitahu angkasa bahwasanya Ia akan melanjutkan pendidikan di Tokyo, karena mendapat beasiswa. Angkasa juga memberitahu Karina  bahwa dirinya melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi yang ada di Yogya, keduanya bertolak meninggalkan Jakarta.
Mungkin saja memang benar kata Karina kala itu, Jakarta memang tidak layak untuknya
Karina  memberikan sebuah sepatu kepada Angkasa di hari perpisahan, Karina  berharap mungkin saja semesta akan bersikap baik kepadanya di masa depan dengan mempertemukannya dengan Angkasa kembali. Karina  juga memberikan beberapa photocard yang memunculkan wajah dirinya dan juga Angkasa. Agar suatu saat nanti jika tidak dipertemukan kembali Angkasa bisa mengenangnya melalui foto foto itu.  Temui Aku di tokyo. -Karina  di belakang photocardnya
Angkasa menerima semua hadiah dari Karina . Tak lupa Ia juga memberikan satu kalung dengan liontin berbentuk hati. Tujuannya sama, jika nanti dipertemukan kembali Angkasa bisa mengenal Karina dengan mudah. Angkasa juga memberikan satu buku yang berisi kenangan kenangan bersama Karina disertai dengan bait bait puisi yang menambah nuansa sedih didalamnya.
Lantaran anggap saja merelakan adalah pilihan terbaik
Lantas, mengapa ada pertemuan?
Mungkinkah hadirku tak memberi rasa nyaman?
Jika nanti semesta baik, kita pasti bertemu lagi
-Halaman terakhir buku yang ditulis Angkasa
Kita pergi. Semoga semesta mempertemukan dalam keadaan yang paling baik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H