Mohon tunggu...
Raiya Nazwa
Raiya Nazwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Suka hujan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Waktu yang Salah

16 Oktober 2023   05:00 Diperbarui: 16 Oktober 2023   07:34 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam benaknya Karina tidak siap menerima perasaan ini, Ia tidak siap menerima orang baru di hatinya, Ia takut jika Angkasa akan bersikap seperti ayahnya, Ia takut hubungannya dengan Angkasa yang merupakan seorang teman akan menjauh dan canggung.
“Seharusnya aku bilang kalau aku suka sama kamu”  batin Karina

Hati Karina  semakin gundah, amat banyak resiko yang dipikirkannya. Karina terlalu takut untuk memulai. Karina menyimpan perasaannya dan menghiraukan kehadiran Angkasa di hatinya.


***
Angkasa mulai mendapat kepercayaan dirinya untuk menyatakan perasaannya kepada Karina. Belakangan ini Ia selalu tampil rapih di depan Karina, tak jarang menggoda Karina  dengan segala kejahilannya. Angkasa juga memperlakukan Karina  dengan sangat baik, menanyai kabar Karina  setiap hari, meluangkan banyak waktu untuk bercanda bersama Karina, menyisihkan uangnya untuk sekedar membelikan coklat untuk Karina, dan berusaha untuk selalu menjadi yang pertama saat dibutuhkan oleh Karina.

Tapi Karina seolah tak tergubris dengan perlakuan perlakuan yang di lontarkan Angkasa kepadanya. Keberadaan Angkasa tetap terlihat seperti teman yang baik baginya. Walau Karina  memang tidak ingin merasa terlalu percaya diri kalau kalau Angkasa memang menyukainya. Karina  juga memilih untuk tidak ingin terlalu tau apa yang sebenarnya Angkasa rasakan jika di dekat Karina. Karina memilih cuek dengan perlakuan Angkasa dan memilih untuk tetap ramah dengan semua laki laki tanpa memikirkan apa yang dirasakan Angkasa. Tidak, Karina tidak jahat, Karina  hanya belum siap, Karina hanya saja masih mengingat beberapa peristiwa peristiwa yang terjadi padanya kala itu.

Angkasa tidak menyerah Ia paham Karina. Ia berfikir tahun ini ialah tahun terakhir mereka satu sekolah. Entah 6 bulan lagi akan kemana mereka berdua. Jika saja rasa suka yang Angkasa rasakan tidak tersampaikan pasti gundah hati nya untuk memulai jalan cerita cinta yang baru. Karena pada dasarnya tidak semudah itu melupakan orang lama. Di sisi lain Angkasa bukan orang yang mudah mengungkapkan isi hatinya dengan kata kata.

Pada dasarnya, mereka berdua sama. Sama sama terjebak dalam kata TEMAN
Bukan hanya karena tak siap, tapi Karina juga tidak ingin merusak hubungan pertemanannya sehingga Karina terlihat bodo amat dengan segala perlakuan yang Angkasa beri. Sedangkan Angkasa Ia benar benar terlihat tidak ingin merusak hubungan pertemanannya sehingga sangat hati hati dalam bertindak di depan Karina .

***
Hari demi hari terlewati, minggu demi munggu berganti, bulan demi bulan mulai mendekati kata pisah. Mereka berdua sama sama tidak ada yang mengungkapkan perasaan mereka. Hanya saja Karina  sudah mulai membuka dirinya untuk bisa mencintai orang lain dan Angkasa sudah mulai kehabisan cara untuk mengungkapkan isi hatinya. Namun hebatnya mereka tak pernah canggung walau sama sama menyimpan rasa.


Hari ini Minggu, cuacanya cerah sekali, Karina dan Angkasa berada di bawah pohon rindang dekat danau sambil menyantap bakso.

Angkasa bertanya kepada Karina  “Setelah ini mau lanjut kemana, masih di Jakarta?”

Karina  menjawab “Mungkin engga, mungkin Jogja, mungkin Sumatera, mungkin juga Luar negeri, malas di Jakarta terus.”

“Kenapa?” tanya Angkasa antusias

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun