“Karina , Angkasa tahun ini kalian menjadi perwakilan debat sekolah kami diajang provinsi yaa, segera persiapkan karena perlombaan akan diadakan satu bulan lagi.” Jelas Pak Setya guru Ppkn Karina .
“Baik Pak” sahut kedua orang tersebut
***
Angkasa Senja pria dengan kulit sawo matang dan tubuh yang tinggi itu adalah teman satu angkatan Karina sekaligus teman Karina sejak masa putih-merah. Rumahnya hanya berbeda gang dengan Karina . Berbeda dengan Karina yang hidup berkecukupan Angkasa harus hidup sulit karena ekonomi keluarganya yang tidak baik. Ia hidup di salah satu kontrakan yang hanya memiliki dua kamar sedangkan Ia memiliki 2 adik perempuan dan 1 adik laki laki. Angkasa bukan asli Jakarta, Ia lahir dari kota hujan yang sangat asri dan indah. Lalu Ia berpindah ke Jakarta agar ayahnya mudah mendapat pekerjaan.
Tetapi memang terkadang takdir tidak selalu seperti apa yang kita inginkan. Angkasa masih saja hidup dalam kesulitan. Memang beberapa anak beruntung karena terlahir dari keluarga yang berkecukupan materi. Tetapi sebagian anak lebih beruntung karena di beri hati dan tulang yang kuat untuk berusaha sendiri. Layaknya Angkasa, tak jarang Ia membawa barang dagangan ke sekolahan untuk ikut memenuhi kebutuhan keluarganya dan tak jarang pula Ia menghiraukan keinginannya agar adik adik nya terlebih dahulu mendapat apa yang mereka inginkan. Namun, hatinya sangat lapang Ia sangat jarang mengeluh walau dalam keadaan sangat sakit sekalipun.
Disisi lain Angkasa merupakan pria yang sangat baik, membuat siapa yang berteman dengannya akan merasa aman dan nyaman. Termasuk Karina, mereka sudah sering bermain bareng, berbagi cerita, belajar, dan melakukan hal asik bersama sama. Hanya kepada Angkasa Karina bisa bercerita semua yang Ia alami, hanya kepada Angkasa Ia percaya bahwa tidak akan ada siapapun yang akan mengetahui ceritanya ini kecuali tuhan, dirinya, dan Angkasa.
Kata orang tidak mungkin seorang Pria dan Wanita berdekatan hanya untuk saling kenal dan berteman. Iya, pernyataan itu tidak salah, faktanya Angkasa memang sudah menyukai Karina sejak pertama kali mengenakan baju putih-abu. Ia juga tidak mengerti mengapa pertemanan ini berubah menjadi rasa ingin memiliki. Tetapi Angkasa tak pernah mengatakannya kepada Karina, Ia enggan merusak hubungan pertemanan yang sudah selaras dilihatnya. Di sisi lain Ia juga merasa tidak pantas untuk menjalin hubungan spesial dengan Karina dikarenakan latar belakang keluarga Karina yang terlihat sangat harmonis dan kehidupan Karina yang sangat bahagia. Ia takut kedatangannya membuat Karina terusik dan memilih untuk menjauh.
Hari demi hari terlewati, Karina dan Angkasa bersiap bersama untuk memenangkan perlombaan debat ini. Angkasa sangat berharap untuk menang karena hadiahnya adalah uang pembinaan yang dapat dipakainya untuk membeli sepatunya yang sudah lapar dengan jahitan yang terbuka di bagian depan.
Karina juga berharap menang karena Karina tau Angkasa membutuhkan uang itu untuk membeli kebutuhan sekolahnya.
Setelah satu bulan tibalah hari yang dinantikan. Mereka menjadi sangat amat serasi dan kompak, dengan jawaban jawaban cerdas dari keduanya membuat keduanya berhasil meraih posisi pertama dan membuat orang yang menontonnya terpukau. Orang orang disekitar nya memberikan selamat kepada keduanya, Angkasa akhirnya berhasil mengumpulkan uang untuk sepatu baru, dan Karina berhasil mewujudkan keinginan Angkasa.
“Aduh, aduh cocok banget niih Angkasa, Karina kayaknya bentar lagi jadi couple nii.” Celetuk Rhea teman Karina .
Entah mengapa wajah keduanya memerah, Karina merasa aneh dengan celetukan temannya itu Ia hanya bisa tersenyum sambil mendinginkan wajahnya yang panas. Sedangkan Angkasa Ia salah tingkah dengan mencoba meminum air yang sedari tadi di genggamnya.
***
Malam hari nya Karina membuka salah satu aplikasi media sosial nya, mendadak saja Ia kepo dengan pemilik akun @angka.sanja. Karina melihat lihat pengikut akun media sosial itu dan menemukan satu wanita yang merupakan mantan Angkasa, entah mengapa wajahnya berubah malas dan memilih untuk menutup gawainya itu. Karina tidak tau apa yang sedang Ia rasakan, Ia tak pernah merasakan ini sebelumnya. Karina mencoba sejenak berfikir apa yang sebenarnya Ia rasakan. Rasanya seperti senang, cemburu, kesal, menjadi satu. Karina paham ada butir butir cinta yang tumbuh di dalam hatinya.