"Dia tidak mengenalku kak" ucapku.Â
"Apa kamu mencintainya Zahra?" Kau tanya lagi nona.Â
Aku diam kaku, karena Aku memang mencitainya.  Namun, kenapa aku harus memberi tahumu nona? Sementara Aku bahkan tidak pernah menunjukkannya ke siapa pun. Bahkan kepadanya sekali pun.  Aku memang mencitainya. Tapi aku simpan rapat dan  dalam perasaan itu. Hanya Allah dan Aku yang tahu.
"Jawab Aku Zahra" katamu membentakku nona.Â
"Tidak Kak! Aku tidak kenal Naza. Â Barangkali Naza pun tidak mengenalku. Mungkin jika pun Naza kenal denganku, itu karena tulisanku. Mungkin dia tertarik dengan tulisanku kan?"ucapku.Â
"Kalau begitu berhentilah menulis!" Katamu.Â
Nona, yang benar saja. Kau suruh aku berhenti untuk melakoni pekerjaan yang sudah menjadi hobiku bertahun-tahun. Apa ini nona? kau terlalu obses kepadanya. Sehingga, kau mengorbankan orang lain untuk mendapatkannya nona.Â
Belum tentu kan Nona, Â dia punya perasaan padaku. Barangkali nona, hanya menebak-nebak saja. Kalau pun betul, apa keberatanmu nona?Â
"Maaf Kak saya tidak bisa!" Kataku dengan tegas.Â
"Berarti kamu mencintainya kan Zahra."
"Terserah kak Amel mau bilang apa" jawabku. Aku sudah muak dengan semua perilakumu nona.Â