Mohon tunggu...
Rahmat Sahid
Rahmat Sahid Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis

Wong Kebumen, ceker nang Jakarta, kandang nang Bekasi, Penulis Buku Sisi Lain pak Taufiq & Bu Mega, Penulis Buku Ensiklopedia Keislaman Bung Karno

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sandri: Maling Nyaru Santri

17 Januari 2019   12:16 Diperbarui: 17 Januari 2019   12:40 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dari masjid pak, shalat malam" jawab Sandri    

"Itu bawa apa nak?"

"Oh ini, kitab pak" Sandri menjawab sekenanya

"Kok besar sekali kitabnya" cecar Pak Toro

"Iya ini Pak, kita besar, kitab Quran" Sandri masih beralibi

"Quran kok ada cekernya?" desak Pak Toro yang tiba-tiba melihat ceker ayam keluar dari kotak dikempitan sang menantu.

Di saat bersamaan, puluhan orang yang sebagian merupakan jamaah masjid menggeruduk rumah Pak Toro. Mereka mengejar maling yang mencuri ayam jago rumah samping masjid, dan sang maling larinya kea rah rumah Pak Toro.

Mendapati hasil curiannya muncul tanda sial, dimana ceker ayam keluar dari krusu yang dikempitnya, dan rasa takut karena grudugan jamaah masjid yang akan menangkapnya, baying-bayang hukuman dan scenario penyaruannya sebagai santri terbongkar, dengan pasrah dia berucap: "Innalillahi cekernya mrojol".

Kiai Joko beserta para jamaah akhirnya mengamankan Sandri untuk diserahkan ke Polsek terdekat. Di perjalanan, ia menasihati: "Serapat-rapatnya bangkai disimpan, akan tercium juga bau busuknya. Sepandai-pandainya kamu bohong, akan ketahuan juga. Jangan lah kamu gunakan segala cara dalam mencari rejeki dan mendapatkan kekuasaan"

"Sandri, kamu itu bukan santri, lalu untuk apa kamu nyaru jadi santri dengan cara bohong dan mencuri demi ambisi?" pungkas Kiai Joko sambil menyerahkan Sandri ke kepolisian untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun